Rabu, 20 Maret 2019

Menikmati Surabi dengan Aneka Toping Menggiurkan


Setelah sekian lama merencanakan tapi gagal terus, akhirnya Sabtu kemarin kami jadi juga mengunjungi keluarga adik yang tinggal di daerah Sariwangi. Saya tahu tujuan anak-anak minta main ke rumah tantenya, pertama kangen main sama para sepupunya dan kedua ingin makan surabi favorit mereka di Setiabudi.
Ngomong-ngomong soal surabi, awalnya saya mengira ini Surabi Imut yang terkenal itu. hingga kemarin saya nanya sama pelayannya, eh ternyata dia bilang bukan. Kami sudah langganan ke warung surabi ini lumayan lama, dan saya pun lupa dulu Surabi Imut atau bukan namanya. Yang jelas dulu peralatan makannya serba orange dan sekrang serba hitam. Dari segi varian rasa dan citarasanya saya kira sama saat peralatan makannya orange dan hitam. Jadi saya tak dapat memastikan apa hanya ganti warna atau memang beda pengelola. Dan lupa pula buat menanyakan hal ini sama pelayannya. Sudahlah, yang penting rasanya tetap tak terlupakan ehehe.
Surabi 194 di Jl. Setiabudhi

Etapi sebenarnya saya masih penasaran sama Surabi Imut. Kapan-kapan harus nyobain rasa surabi di sana. Pelopor surabi dengan inovasi aneka topping itu sudah mulai muncul dan dikenal saat saya kuliah di UPI. Memang dekat secara jarak, tapi saat itu keluarga kami terkena imbas dahsyatnya krismon, hingga untuk membeli surabi di Surabi Imut pun tak mampu. jadi, saya penasaran banget sebelum berhasil mampir ke sana. 
Oh ya, buat yang belum tahu, surabi ini makanan tradisional khas Sunda yang terbuat dari tepung beras dicampur santan kelapa. Dibakar menggunakan cetakan khusus kue surabi dan paling harum bila dibakar di atas kayu bakar, seperti di cafe ini. Biasanya, surabi dijual pagi hari untuk sarapan dengan topping oncom atau dicocol dengan kinca (air gula aren). Tapi sekarang surabi sudah banyak dijual di cafe-cafe dengan variasi topping yang banyak sehingga digemari semua usia dan semua kalangan. 
Berhubung ngiler sama berbagai varian topingnya dan kami jarang bisa datang ke tempat ini, kami pun masing-masing langsung pesan dua porsi. Kami harus sabar menunggu hingga pesanan jadi, sekitar 15 menitan mungkin ada. Ini juga alasan langsung pesan dua, Karena kalau pesan satu terus buat nambah laginya harus nunggu lama lagi J
Oh ya, pilihan topping surabi ini buanyak banget, ada 82 pilihan. Dari yang klasik seperti surabi oncom dan surabi kinca, hingga surabi oreo ice cream. Yang paling murah adalah surabi polos, Rp 7.000 dan yang paling mahal adalah surabi durian coklat keju Rp 22.000. kebanyakan antara kirasan harga Rp 8.000 hingga Rp 14.000. Nggak bikin kantong bolong kan ya?
pilihan aneka topping surabi

Seperti biasa pilihan pertama anak-anak adalah surabi oreo es krim. Sebenarnya, menurut lidah saya sih lebih yummy yang manis, tapi kemarin saya ingin nyoba yang manis dan asin. Oncom sama ayam kelihatannya enak jadi toping surabi.
surabi oreo es krim favorit anak-anak 

Pilihan favorit saya adalah surabi pisang keju susu. Menurut saya topping ini enaknya pas banget. Dulu pernah pesan surabi pisang coklat keju susu, menurut saya rasanya jadi terlalu manis, jadilah sekarang coklatnya diskip. Perpaduan sedikit rasa asam dari pisang, gurih asin dari keju, dan manis dari susu rasanya sangat lezat di lidah.
surabi favorit saya

Satu lagi saya pengen nyoba surabi oncom sosis ayam, saya menghidari topping mayo karena rasanya kurang cocok di lidah ndeso sayaJ. Surabi oncom sosis ayam rasanya lumayan, tapi lain kali saya rasa akan lebih memilih topping manis, lebih yummy buat lidah saya.


Pilihan pertama anak-anak bahkan sebelum tiba di lokasi adalah surabi oreo ice cream. Kelihatannya seger banget, mereka menghabiskannya dalam sekejap. Entah lapar, doyan, atau khawatir esnya mencair, mungkin karena ketiganya J

khusyu banget yang makan surabi es krim

Suami saya pesan surabi dengan topping sama persis dengan istrinya. Nampaknya dia percaya dengan pilihan lidah istrinya J. Dia juga pesan cilok goreng, bumbu kacangnya memang membuat ciloknya terlihat menggoda. Oh iya, di café ini bukan hanya menjual surabi, mereka juga menjual banyak menu lainnya seperti cilok goreng ini. Sepertinya ini satu gedung digunakan oleh beberapa pemilik usaha kuliner yang berbeda. Tapi setiap masuk ke tempat ini tujuan kami selalu sama: surabi J
Karena si Bungsu tidur dari nyampe hingga pulang, jadilah kami pesan satu buat dibungkus. Pas di mobil dia bangun terus minta makan. Kupikir dia bakal lahap menikmati surabi yang masih lumayan hangat. Sengaja kupilihin toping seres susu keju kesukaannya. Ternyata perkiraanku salah, si Bungsu keukeuh pingin makan nasi. Hehehe … Ade … Ade, anak Indonesia banget, yang makan itu ya nasi J
Akhirnya itu surabi jadi rezekiku dan Aa-nya. Ternyata beda ya nikmatnya, lebih nikmat dinikmati langsung di tempat dari pada di bungkus. Mungkin karena dimakan di tempat surabinya masih panas dan fresh. Baiklah, semoga ada kesempatan lagi menikmati surabi yummy itu di tempatnya.




2 komentar:

Terima kasih sudah mampir dan berkomentar, mohon untuk tidak meninggalkan link hidup. Terima kasih :)

Me Time dengan Bonus Glazed Skin

  Pernah tidak Emak merasa sangat lelah lahir batin? Melihat segala pekerjaan rumah seperti Melihat gunungan beban. Lalu melihat anak-an...