Minggu kemarin kami
kedatangan tamu tak diundang, satu sih tapi dia bawa pasukan amat banyak ehehe.
Tamu-tamu kecil itu berderet-deret bikin merinding lihatnya. Nggak tahu dari
mana datangnya dan saya pun tak melihat ada makanan yang jatuh di dekat mereka.
Saya harap para semut itu cuma numpang lewat.
Tapi
harap tinggal harap. Mereka bergeming. Saya sapu mereka makin menyebar. Saya
pel berulang kali mereka hanya menyingkir sebentar lalu kembali lagi.
Yang paling bikin
keselnya itu mereka menggigit di mana saja. Entah semuat jenis apa itu, satu
gigitannya saja bekasnya langsung sakit & bengkak. Dan bengkaknya itu besar
banget. Makin saya beraksi ngusir mereka makin banyak bengkak di badan. Hiks
#nangisdipojokan
Alhamdulillah
anak-anak aman-aman saja. Mungkin para semut itu hanya menyerang orang yang
menyerang mereka. Bijak juga itu para semut ya xixi. Nggak kayak manusia yang
tak pandang bulu kalau mau nyerang. #upngelantur.😄✌
Gigih
& brutal juga itu para semut, saya udah mandi, ganti baju, ditutup dari
atas hingga ujung kaki, eh mereka tetap bisa naik dan menggigit. Heran. Maka
jadilah malam itu saya tak bisa nyenyak tidur akibat rasa sakit campur gatal.
Padahal udah dioles macam-macam, minyak zaitun, but-but, kayu putih, balsem
panas, dan gel pengurang gatal.
Saya
merenung, duh betapa lemahnya manusia, baru digigit mahluk kecil saja sudah KO.
Padahal sepuluh ekor semut kalau dijejerin besarnya masih kalah sama jari
kelingking manusia.
Besoknya bengkak,
sakit. Dan gatal tak berkurang. Sungguh tak nyaman melakukan apa pun. Kebayang
enak tuh berendam di air panas seluruh badan.
Pas
malam saya tiba-tiba ingat waktu saya atau si Bungsu digigit tawon. Saat itu
langsung diolesin madu dan setengah jam kemudian nyeri yang sangat itu
berkurang drastis dan tak meninggalkan bengkak. Sengatan tawon jelas lebih
menyakitkan dari gigitan semut kaan? Ah, kenapa saya sampai lupa.
Sebenarnya agak ingat
tapi saya agak menyepelekan gigitan semut itu. Disengat tawon saya sampai
nangis, digigit semut mah masih tahan.😊
Jadilah
malam itu saya luluran pakai madu. Tak nyaman sih karena nempel-nempel. Tapi
demi kenyamanan & kesehatan saya pun lakukan. Setengah jam kemudian saya
bersihkan. (Waktunya pakai standar si Kecil berhenti nangis setelah disengat
tawon dulu itu.)
![]() |
sumber foto: haromain dates |
Alhamdulillah
malam itu lumayan saya bisa tidur nyenyak. Esoknya masih ada sisa-sisa gatal
tapi tak menyiksa seperti kemarin. Mungkin racunnya udah menyebar jadi nggak
hilang seketika. Beda saat disengat tawon, begitu disengat langsung dioles
madu, jadi racunnya nggak sempet menyebar.
Jadi pesan moral dari cerita ini adalah:
* manusia itu lemah, tak ada alasan buat sombong
* jangan menyepelekan sesuatu, bisa jadi ia jadi hal besar
* jangan lupa selalu sedia madu di rumah.
* manusia itu lemah, tak ada alasan buat sombong
* jangan menyepelekan sesuatu, bisa jadi ia jadi hal besar
* jangan lupa selalu sedia madu di rumah.
Kalau bingung cari madu bagus saya kasih
rekomendasi madu di gambar ini. Kebetulan suami saya suka nyetok madu Al Shifa
ini. Kami suka rasanya, apalagi bila diseduh air hangat subuh-subuh, enak
banget. Buat kami nyetok madu di rumah itu penting banget, karena dia punya
khasiat buat banyak hal.
Kalau bingung nyarinya ke mana email saya atau
cari FP Niaga Bunda Maghfira aja, insya Allah dibantu dengan senang hati J
o
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mampir dan berkomentar, mohon untuk tidak meninggalkan link hidup. Terima kasih :)