Saat
anak sakit merupakan saat duka orang tua, setidaknya bagi sebagian besar orang
tua. Saya ingat waktu dua jagoan kami masih kecil perut saya akan langsung
terasa mules bila mendapati anak mulai hangat badannya. Bagaimana tidak, demam
itu sering menyebabkan kejang dan berakhir dirawat di rumah sakit. Beruntung jika
saat itu punya persediaan dana cukup, karena pernah saat anak kejang sementara
rupiah di dompet bikin hati meringis. Paniknya jangan dikira.
Setelah
dua jagoan tumbuh besar alhamdulillah dua adik perempuan mereka lebih kuat dan
sehat. Kalau pun demam tidak sampai kejang. Entahlah, apakah anak lelaki lebih
berpeluang untuk kejang atau bagaimana, saya tidak tahu. Padahal katanya saat
kejang itu orang tua tak boleh panik, tapi mana bisa tenang melihat anak dalam
kondisi seperti itu?
Beberapa
hari ini anak nomor tiga sakit, sepertinya masuk angin karena dia pusing dan
mual muntah. Tentu saja saya lebih suka dia aktif dan pergi bersekolah seperti
biasa. Tetapi saya pun ingin memanfaatkan momen dia sakit untuk sesuatu yang
berarti.
Menguatkan Boanding
![]() |
sumber gambar: pixabay |
Saya
kira waktu anak sakit merupakan saat yang tepat untuk menguatkan bonding. Dan untuk
mendapatkannya orang tua dituntut untuk sabar karena biasanya anak yang tengah
sakit agak rewel. Saat menyuapi, kita tatap matanya dan kita elus kepalanya. Saat
sakit pun anak paling suka dipijit-pijit pelan atau diusap-usap kan ya? Jika kita
melakukannya dengan sukacita, maka akan menguatkan bonding.
Karena
Teteh (pangilan kami untuk anak nomor
tiga) masuk angin, saya balur punggung dengan minyak zaitun. sambil
dipijit-pijit, dikerok pelan menggunakan bawang merah yang dipotong dua. Lalu saya
pijit-pijit keningnya yang katanya pusing, dia terlihat menikmati. Usapan dipunggung
pun bikin seneng karena yang namanya sakit kan tiduran terus, jadi punggungnya
pegal.
Sambil
mijit, ngelus, nyuapin, dan melayani ini itu kita bisa sambil ngobrol ngalor
ngidul. Bikin tebak-tebakan, ngedongeng, membacakan buku, atau menceritakan
pengalaman lucu. Anak pasti akan senang sekali ditemani bundanya sambil diajak
ngobrol seru. Kalau pun dia masih lemas setidaknya dia terhibur dan tertawa
dengan cerita kita. Perasaan bahagia yang kita dan anak rasakan saat bersama
itu akan menguatkan bonding atau ikatan hati.
Mengungkapkan Rasa Sayang
Tak
ada orang tua yang tak sayang sama anaknya, yakan? Tapi, apakah anak mengetahui
bahwa kita menyayangi mereka? Cobalah sesekali bertanya pada mereka. Jangan-jangan
mereka menganggap apa yang kita lakukan hanya sebagai pemenuhan kewajiban. Karena
itu, mengungkapkan rasa sayang dengan bahasa lisan sama pentingnya dengan
mengungkapkan rasa sayang dengan bahasa tindakan. Setuju tidak? J
Nah,
waktu anak sakit merupakan saat yang tepat untuk mengungkapkan rasa sayang ibu
kepada anak. Sambil menyuapi anak coba kita katakan betapa kita menyayanginya
sehingga ikhlas merawatnya supaya segera sembuh. Katakan berulang kali supaya
kata-kata kita melekat di ingatan anak. Saat menggendongnya ke kamar mandi,
saat memijit bagian badan yang pegal, saat menyuapi obat, saat menolong
berganti baju, dan sebagainya. Katakan dengan lembut dan penuh senyum dari hati
maka akan sampai pula ke hati.
Tentu
saja tak ada orang tua yang senang melihat anaknya sakit, tapi setidaknya kita
dapat melakukan sesuatu yang berharga saat anak sakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mampir dan berkomentar, mohon untuk tidak meninggalkan link hidup. Terima kasih :)