Senin, 18 Februari 2019

Memanfaatkan Momen Saat Anak Sakit



 Saat anak sakit merupakan saat duka orang tua, setidaknya bagi sebagian besar orang tua. Saya ingat waktu dua jagoan kami masih kecil perut saya akan langsung terasa mules bila mendapati anak mulai hangat badannya. Bagaimana tidak, demam itu sering menyebabkan kejang dan berakhir dirawat di rumah sakit. Beruntung jika saat itu punya persediaan dana cukup, karena pernah saat anak kejang sementara rupiah di dompet bikin hati meringis. Paniknya jangan dikira.
Setelah dua jagoan tumbuh besar alhamdulillah dua adik perempuan mereka lebih kuat dan sehat. Kalau pun demam tidak sampai kejang. Entahlah, apakah anak lelaki lebih berpeluang untuk kejang atau bagaimana, saya tidak tahu. Padahal katanya saat kejang itu orang tua tak boleh panik, tapi mana bisa tenang melihat anak dalam kondisi seperti itu?
Beberapa hari ini anak nomor tiga sakit, sepertinya masuk angin karena dia pusing dan mual muntah. Tentu saja saya lebih suka dia aktif dan pergi bersekolah seperti biasa. Tetapi saya pun ingin memanfaatkan momen dia sakit untuk sesuatu yang berarti.

Menguatkan Boanding  
sumber gambar: pixabay

Saya kira waktu anak sakit merupakan saat yang tepat untuk menguatkan bonding. Dan untuk mendapatkannya orang tua dituntut untuk sabar karena biasanya anak yang tengah sakit agak rewel. Saat menyuapi, kita tatap matanya dan kita elus kepalanya. Saat sakit pun anak paling suka dipijit-pijit pelan atau diusap-usap kan ya? Jika kita melakukannya dengan sukacita, maka akan menguatkan bonding.
Karena Teteh  (pangilan kami untuk anak nomor tiga) masuk angin, saya balur punggung dengan minyak zaitun. sambil dipijit-pijit, dikerok pelan menggunakan bawang merah yang dipotong dua. Lalu saya pijit-pijit keningnya yang katanya pusing, dia terlihat menikmati. Usapan dipunggung pun bikin seneng karena yang namanya sakit kan tiduran terus, jadi punggungnya pegal.
Sambil mijit, ngelus, nyuapin, dan melayani ini itu kita bisa sambil ngobrol ngalor ngidul. Bikin tebak-tebakan, ngedongeng, membacakan buku, atau menceritakan pengalaman lucu. Anak pasti akan senang sekali ditemani bundanya sambil diajak ngobrol seru. Kalau pun dia masih lemas setidaknya dia terhibur dan tertawa dengan cerita kita. Perasaan bahagia yang kita dan anak rasakan saat bersama itu akan menguatkan bonding atau ikatan hati.

Mengungkapkan Rasa Sayang
Tak ada orang tua yang tak sayang sama anaknya, yakan? Tapi, apakah anak mengetahui bahwa kita menyayangi mereka? Cobalah sesekali bertanya pada mereka. Jangan-jangan mereka menganggap apa yang kita lakukan hanya sebagai pemenuhan kewajiban. Karena itu, mengungkapkan rasa sayang dengan bahasa lisan sama pentingnya dengan mengungkapkan rasa sayang dengan bahasa tindakan. Setuju tidak? J
Nah, waktu anak sakit merupakan saat yang tepat untuk mengungkapkan rasa sayang ibu kepada anak. Sambil menyuapi anak coba kita katakan betapa kita menyayanginya sehingga ikhlas merawatnya supaya segera sembuh. Katakan berulang kali supaya kata-kata kita melekat di ingatan anak. Saat menggendongnya ke kamar mandi, saat memijit bagian badan yang pegal, saat menyuapi obat, saat menolong berganti baju, dan sebagainya. Katakan dengan lembut dan penuh senyum dari hati maka akan sampai pula ke hati.
Tentu saja tak ada orang tua yang senang melihat anaknya sakit, tapi setidaknya kita dapat melakukan sesuatu yang berharga saat anak sakit.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir dan berkomentar, mohon untuk tidak meninggalkan link hidup. Terima kasih :)

Me Time dengan Bonus Glazed Skin

  Pernah tidak Emak merasa sangat lelah lahir batin? Melihat segala pekerjaan rumah seperti Melihat gunungan beban. Lalu melihat anak-an...