Kadang saya
merenung, mengapa saat di tanah air kita tidak segiat di tanah suci. Saat di
tanah suci kita giat sekali beramal dan beribadah, tak peduli lelah, tak peduli
ngantuk, kamar hotel yang nyaman ditinggalkan demi beribadah berhadapan
langsung dengan ka'bah. Tapi saat di tanah air kita seakan punya seribu satu
alasan untuk lalai. Mengapa?Setelah menganalisis, rupanya hal-hal inilah
penyebabnya.
1. Karena
kita tahu umroh merupakan anugerah berharga yang tak setiap orang mendapatkannya
Beribadah haji merupakan idaman seluruh kaum muslin
untuk menggenapkan rukun Islam. Sayang sekali saat ini di Indonesia bukan hal
mudah untuk dapat segera beribadah haji. Perlu menunggu bertahun-tahun dari
daftar hingga mendapat kuota. Karena itu, sebagai solusi berduyun-duyunlah
orang berangkat umroh.
Mungkin bagi
sebagian kecil orang bisa umroh bukan hal yang istimewa lantaran banyaknya uang
yang dia punya. Tapi, bagi kebanyakan orang bisa berangkat umroh merupakan hasil
perjuangan. Ada yang menabung bertahun-tahun dan ada yang menjual barang
berharga miliknya. Karena itu, umroh merupakan perjalanan istimewa serta
anugerah berharga yang tak setiap orang mampu mendapatkannya.
Karena umroh
itu anugerah, maka kita berusaha keras menjalaninya sebaik-baiknya. Kalau bisa
tak boleh ada waktu luang yang sia-sia tanpa kita gunakan untuk beribadah. Itulah
cara kita mensyukuri anugerah umroh sementara jutaan orang menginginkan bisa
umroh.
Mari kita renungkan, kita tahu bahwa jatah usia kita
adalah anugerah dari Allah. Betapa banyak orang yang sudah Allah panggil dalam
usia muda. Jika boleh meminta pasti mereka akan meminta perpanjangan usia untuk
dapat mengisinya dengan ibadah dan amal saleh. Sudah selayaknyalah kita mengisi
anugerah usia ini sebaik-baiknya. Tak boleh ada kesia-siaan apalagi dosa
disengaja, karena kita tidak tahu kapan anugerah hidup ini berakhir.
2.
Karena kita tahu hanya punya waktu
sedikit maka harus dimanfaatkan setiap menitnya dengan baik
![]() |
pixabay.com |
Umumnya ibadah
umroh dilakukan sembilan hari atau dua belas hari dengan perjalanan pulang
pergi. Itu waktu yang sangat singkat terutama bagi orang yang menjalaninya. Rasanya
baru kemarin berangkat sekarang harus sudah pulang lagi. Karena itu, kita ingin
memanfaatkan setiap menitnya dengan beribadah. Biarlah rasa lelah dan ngantuk
ditahan, toh di tanah air nanti bisa beristirahat sepuasnya. Sayang sekali jika
waktu yang berharga itu kita habiskan dengan beristirahat di hotel.
Mari kita renungkan, rata-rata masa hidup orang Indonesia
itu 70 tahun, jarang sekali yang bisa mencapai 100 tahun. Jika saat ini usia
kita 40 tahun misalnya, berarti kita hanya punya waktu 30 tahun untuk
dimanfaatkan. Padahal, setiap hari kita mengabiskan waktu banyak untuk tidur,
hiburan, istirahat, sedikit sekali waktu yang kita gunakan untuk beribadah.
Jatah 30
tahun itu pun tidak pasti, mungkin sekali kita hanya punya jatah sehari atau
dua hari. Jika kita mengetahuinya, pasti kita akan memanfaatkan setiap menitnya
untuk hal yang membuat Allah mencintai kita.
3.
Karena kita tahu keutamaan serta
pahala yang Allah janjikan dengan ibadah di tanah harom.
![]() |
pixabay.com |
Kita dan
semua jamaah umroh tahu keutamaan beribadah di tanah suci. Ibarat promo, dengan
modal ibadah sedikit kita bisa mendapat keuntungan sangat banyak. Allah
menjanjikan padala yang luar biasa untuk thawaf, shalat di masjidil Harom,
shalat di masjid Nabawi. Ditambah dengan janji ijabah doa di berbagai empat di
tanah suci. Baik itu saat thawaf, saat sa’I, di Hijir Ismail, di sudut Ruknul
Yamani, serta di Raudhah.
Semua keutamaan
itu membuat kita selalu bersemangat untuk beribadah. Kapan lagi kita ibadah
sedikit tapi mendapat pahala berlipat ganda? Doa-doa terbaik kita panjatkan
pada tempat-tempat ijabah tersebut.
Di tengah malam
yang dingin kita mandi lalu berangkat ke masjidil Harom, thawaf, tahajud,
tilawah, lalu shalat qobla subuh, shalat subuh. Saat imam mengumumkan untuk
shalat jenazah kita pun tak ingin ketinggalan.
Mari kita renungkan, sebenarnya Nabi sudah memberitahu
kita saat-saat serta tempat-tempat ijabah doa dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya,
setelah shalat, setelah tamat membaca Al Quran, saat hujan, saat safar, saat
teraniaya, antara azan dan iqomat, sebelum berbuka puasa, dan sebagainya.
Nabi pun
telah mengajari kita amalan kecil yang berpahala besar. Misalnya, menolong kesulitan
sesama muslim, shalat sunnah qobla subuh, shalat witir, dan sebagainya.
silahkan cari, pelajari dan amalkan.
4.
Karena kita tidak tahu apakah bisa kembali
ke tanah suci atau tidak
Setiap orang
yang berumroh selalu rindu untuk kembali lagi. Tapi sayangnya itu bukan hal
mudah bagi kebanyakan orang. Karena itulah orang yang tengah umroh giat sekali
beribadah karena dia tidak tahu apakah bisa kembali atau tidak. Sayang sekali
jika kesempatan sekali seumur hidup itu disia-siakan.
Mari kita renungkan, walau menurut kemampuan mustahil
tapi masih ada kemungkinan kita kembali ke tanah suci. Tapi saat ajal tiba tak
ada lagi peluang kita untuk kembali ke dunia untuk menambah amal ibadah. Sudah selayaknya
kita memanfaatkan jatah usia kita sebaik-baiknya. Nabi bersabda bahwa orang
yang paling cerdas itu adalah yang paling banyak mempersiapkan bekal untuk
kembali ke kampung akhirat. Jadi, seharusnya kita setiap hari giat beramal dan
beribadah seperti saat di tanah suci.
Wallohu alam.
![]() |
pixabay.com |
Iyayah mba, kadang juga kalau di tanah suci tuh saking senangnya sampai gak terasa tahu2 sudah 3 hari saja di madinah lalu besok ke makkah...
BalasHapusIya Teh...di Indonesia suka banyak alasan. Bahkan u mengaji aja susahnya...
BalasHapusMakasih Teh reminder nya...
Semoga bisa disegerakan untuk melaksanakan ibadah haji. Aamiin ya Allah.
BalasHapusSeharusnya sebab-sebab itu kita gunakan juga dalam keseharian kita ya Mbak? Misalnya, kita beribadah karena kita belum tentu bisa hidup esok.
BalasHapusMasyaAllah labaikallahumma labaik semoga aku sekeluarga cepat dapet undangan dari Allah. Dan terimakasih reminder bun, mudah-mudaham ga hanya yang wajib aja kita tunaikan yang sunnah pun kita bisa laksanakan
BalasHapusMakasih sudah diingatkan Mbak..
BalasHapusMemang kita kadang abai dan tidak memanfaatkan jatah usia kita dengan sebaik-baiknya. Dan jleb diingatkan tentang sabda Nabi: orang yang paling cerdas itu adalah yang paling banyak mempersiapkan bekal untuk kembali ke kampung akhirat.
Masyaallah, aku kangen ingin kembali lagi ke tanah suci. Suami ngajakin akhir tahun ini, tapi aku udah berangkat tahun 2017, kudu nunggu 3 tahun biar gak bayar denda 7juta, hiks. Padahal udah senang bangeet bisa kembali lagi ke sana. Insyaallah, Allah mudahkan urusannya dan bisa umroh lagi atau haji sekalian. Aamiin.
BalasHapusAku punya satu pendapat tambahan, Bun. Saat berada di tanah suci, pikiran kita nggak terfokus pada dunia. Urusan anak, pekerjaan, dagangan, semua bisa dibilang nggak menjadi prioritas. Sudah saja, ibadah terus isinya.
BalasHapusSemoga dimudahkan untuk kembali lagi ke sana, Ya Rabb. Aamiin Allahumma Aamiin.
Kenapa ya mbak, kalo sudah ada kalimat pergi ke tanah suci, saya mesti menangis dengan sendirinya...
BalasHapusBener ini, karena biasanya kalau Umroh atau Haji memang diniatkan fokus beribadah. Padahal ibadah mah bisa dari mana saja ya.
BalasHapusMasya Allah terima.kasih remindernya, Mbak. Biidznillah semiga bisa juga segera berumroh. Untuk naik haji masih harus antri bertahun-tahun lamanya huhu. Tapi di mana pun ya semoga kita bisa meningkatkan kualitas amal ibadah dengan sebaik-baiknya
BalasHapusbenar banget, mbak. kadangkala karena itulah saat disana giat banget ibadah, serasa kayak gak ada waktu lagi. tapi begitu kembali ke tanah air, kembali ke rutinitas, ya ibadahnya kembali secukupnya. kenapa ga segiat saat di tanah suci, ya??
BalasHapusBeruntung ya mbak dede sudah sampai ke tanah suci, subhanallah, kapan ya giliran saya dan suami
BalasHapusaku jadi ingat waktu umrah 2016. Persiapannya lama. Alhamdulillah sudah merasakan nikmatnya ibadah di sana
BalasHapusAku belum pernah ke tanah suci, semoga suatu saat Allah izinkan aku dan keluarga menjejakkan kaki di sana. Memang benar yg mbak bilang, krn cerita org2 terdekatku juga begitu.
BalasHapusWah gitu ya? Saya belum pernah ke tanah suci,semoga bisa suatu hari nanti.Amiin. Tapi mendengar cerita teman-teman yang sudah ke tanah suci memang begitu ya. Katanya ibadah lebih khusyuk
BalasHapus