Setiap
kaum muslimin baik perempuan mau pun laki-laki sangat mendambakan untuk dapat
berangkat ibadan umroh. Demikian pula yang saya alami, saya ngebet sekali ingin
berangkat umroh. Bahkan, saya menuliskan resolusi tahun 2018 adalah umroh. Tapi
saya sekaligus bingung bagaimana mempersiapkan anak ditinggalkan selama ibadah
umroh.
Alhamdulillah suami sangat
mendukung, beliau pun mengatakan tak usah khawatir dengan anak-anak karena ia
akan mengurusnya dengan baik. Ya memang saya bersyukur, anak-anak sangat dekat
dengan ayahnya dan suami pun sangat telaten pada anak-anak. Saya pun akan
tenang meninggalkan mereka. Suami mengizinkan saya berangkat sendiri supaya ada
yang menjaga anak-anak kami. Selain itu beliau sering pergi membimbing umroh. Meski
akhirnya di luar perkiraan, suami mendapat tugas pelatihan 10 hari justru saat
saya umroh.
Meski
demikian, banyak hal yang harus saya persiapkan sebelum berangkat berhubungan
dengan anak-anak. Apalagi anak kami masih kecil-kecil. si Sulung tak masalah
karena tinggal di pesantren. Anak kedua dan ketiga SD, tentu banyak hal yang
harus dipersiapkan. Dan si Bungsu belum tiga tahun, ini pun bukan hal mudah. Lalu,
bagaimana mempersiapkan anak ditinggalkan selama ibadah umroh?
1. Jelaskan
dengan Bahasa Anak
![]() |
gambar: pixabay |
Jelaskan
dengan bahasa anak, berapa lama Bunda akan pergi. Tentu disesuaikan dengan usia
mereka. Untuk anak kecil misalnya, Bunda akan pergi selama sepuluh kali makan
siang. Untuk anak SD kelas atas cukup bilang Sembilan hari. Tapi untuk adiknya
yang kelas bawah mungkin bilangnya dua kali libur sekolah.
Menjelaskan
berapa lama Bunda akan pergi sangat penting sekali bagi anak, supaya mereka
bisa memperkirakan seberapa lama Bundanya akan pergi. Di samping itu, anak akan
tahu Bundanya pergi tidak terlalu lama. Maklumlah, namanya menunggu itu paling
membosankan, sebentar pun akan terasa lama. Ini juga menghindari anak akan
rewel terus-terusan bertanya kapan Bundanya pulang.
2. Ajak Anak Saat Manasik
![]() |
gambar: pixabay |
Saat
manasik anak akan melihat Bundanya praktek umroh, melihat kabah-kabahan untuk
latihan, dan sebagainya. dengan begitu anak akan memiliki sedikit gambaran
mengenai apa yang akan dilakukan Bundanya. Apalagi jika anak di sekolahnya
sudah pernah mengikuti kegiatan latihan manasik, anak akan semakin memiliki
gambaran.
3. Ajak
Anak Melihat Peta
![]() |
gambar: pixabay |
Belilah
peta dunia, ajak anak mencari tempat tujuan Bunda dan menancapkan bendera di
sana. Kebetulan kami memiliki peta Mekah dan Madinah sebagai bonus sebuah buku.
Anak kami suka sekali melihat-lihat peta itu. dengan demikian, mereka
mengetahui ke mana bundanya akan pergi.
4. Tandai
Kalender
Berikan
anak sebuah kalender kecil dan warnai tanggal selama Bunda pergi. Sehingga mereka
mengetahui berapa lama lagi Bundanya akan pulang. Ini pula yang saya lakukan
dulu saat suami berangkat ibadah haji dan saya dalam keadaan lemah setelah
disesar. Tahun 2007 teknologi belum secanggih sekarang. Belum ada WA atau
telegram seperti sekarang, nelpon dan SMS mahal sekali dan susah untuk mengirim
foto. Dengan cara mencoret kalender tiap hari saya merasa kepulangan suami dari
tanah suci semakin dekat.
5. Beritahu
Anak Tentang Rencana Keberangkatan
Sebelum
berangkat, beritahu anak tentang rencara keberangkatan dengan bahasa yang
dimengerti mereka. Hal ini penting sekali supaya anak merasa dirinya dihargai. Sebaiknya
pemberitahuan ini dilakukan jauh-jauh hari, agar jika anak ngambek atau protes
Bunda memiliki banyak waktu untuk memberinya pengertian.
Saya
mengajak anak saat membuat passport, divaksin meningitis, serta manasik. Mereka
terlihat antusias. Ini momen yang tepat untuk memberitahu betapa banyak orang
yang ingin berangkat umroh dan karenanya Bunda bahagia. Sambil tak lupa
mengajak anak berdoa agar bisa berangkat umroh sekeluarga.
6. Libatkan Anak Saat Berkemas
Anak-anak
biasanya suka kalau diajak berdiskusi untuk sesuatu yang baru. Ajak anak
berdiskusi kira-kira perlengkapan apa saja yang harus Bunda bawa. Mungkin bisa
minta anak juga untuk mencari informasi di internet. Minta anak yang sudah
besar untuk mencatatnya. Setelah catatan dirasa lengkap ajak anak untuk
membantu menyiapkan pernak perniknya.
7. Persiapkan Kebutuhannya Selama Ditinggal
![]() |
gambar: pixabay |
Kami
tidak memiliki ART, saya dan suami bahu membahu mengurus rumah dan anak-anak. Jika
saya pergi lama otomatis suami yang akan menghandel semuanya. Demi meringankan
bebannya, saya persiapkan apa yang bisa dilakukan sebelum berangkat. Menyetrika
semua seragam sekolah anak-anak dan bikin ungkep ayam supaya suami tinggal
menggoreng untuk sarapan. Anak-anak sangat menyukai goring ayam dan ia pun awet
di kulkas.
Selain
hal tersebut di atas, saya juga merasa perlu menghubungi banyak orang sebelum
berangkat. Meski ada suami di rumah, tapi kasihan jika kesibukan kerja suami
harus ditambah dengan printilan kebutuhan anak. Selain itu, dikhawatirkan
kesibukan suami akan membuatnya lupa hal kecil tetapi penting.
ü Guru-guru
anak
Saya
menghubungi wali kelas anak-anak, mengatakan saya akan berangkat umroh dan
minta doanya. Lalu saya memberitahu jika ada hal penting berkaitan dengan anak
yang selama ini menghubungi saja supaya menghubungi nomor suami. Misalnya, PR,
ojek langganan terlambat menjemput, pemberitahuan kegiatan sekolah, dan
sebagainya.
ü Jemputan
Anak-anak
kami berangkat sekolah ikut mobil ayahnya sekalian berangkat ke kantor
sementara pulangnya kami berlangganan ojek. Mang ojek ini pun perlu saya
beritahu agar jika ada apa-apa dengan anak langsung menghubungi nomor suami. Termasuk
memberitahu ke mana harus mengantar anak-anak selama saya umroh. Karena suami
sampai rumah biasanya Maghrib maka anak-anak harus menunggu di rumah saudara.
ü Catering
Anak-anak
kami sekolah fullday, maka setiap hari harus membawa bekal snack dan makan
berat. Hari-hari biasa saya yang memasak untuk mereka. Saat umroh saya tak
mungkin menambah kerepotan suami, maka kami sepakat untuk memesan catering. Saya
kontak orang tua siswa yang memiliki café dan meminta informasi. Alhamdulillah menunya
cocok dan bisa memesan beberapa hari saja.
ü Saudara
Mau
tidak mau akhirnya kami menitipkan anak-anak pada saudara karena suami harus ke
luar kota pertengahan saya umroh. Kami mengontak saudara masing-masing
menjajaki kira-kira siapa yang bisa dititipi anak sekitar lima hari. Kebetulan kakak
suami dan adik saya jarak rumahnya ke sekolah sama denga jarak sekolah ke rumah
kami. Akhirnya kakak suami yang menawarkan diri untuk menjaga anak-anak kami
karena adik saya sibuk mengajar.
Siapa
saja yang harus dihubungi sangat tergantung kondisi keluarga masing-masing. Bunda
mungkin harus menyelesaikan berbagai tagihan rumah tangga dulu, tetapi saya
tidak karena suami yang biasa mengurusnya. Sehingga cara mempersiapkan anak
ditinggalkan selama ibadah umroh akhirnya disesuaikan dengan kebiasaan keluarga
masing-masing.
umroh, persiapan, anak
Kebayang ya Teh rempongnya menyiapkan segala sesuatu. Tapi salut akhirnya semua berbuah manis.
BalasHapusiya, mba remong banget tapi alhamdulillah berhasil juga :)
HapusIya, mbak, pengen banget bisa umroh dan haji. Doakan saya ya agar bisa menyusul ke Tanah Suci. Tipsnya oke banget nih, sangat membantu bagi ibu-ibu yang meninggalkan anak-anak di rumah. Soalnya kalau ibu yang pergi, wah kebayang ribetnya suasana rumah nantinya.
BalasHapusamiin semoga mba dewi segera dipanggil ke tanah suci. betul, mbak ribet banget apalagi jika anaknya masih kecil seperti saya
HapusTipsnya lengkap banget Mbak..
BalasHapusMemang kalau kita sounding jauh-jauh hari anak-anak enggak akan kaget lagi ya ..lebih siap jadinya.
Terima kasih sharingnya
Terima kasih, mba Dian ... betul, mereka udah ada persiapan yaa
HapusAlhamdulillah kalau anak diajak dan dilibatkan saat beberes pakaian mau umroh jadi tau dan mengerti ya mak
BalasHapusbetul, mba ... jadi dilibatkan itu perlu
HapusBener banget bun. Kalau mau ninggalin anak banyak banget ya persiapannya. Bener-bener diajak ngobrol anaknya, terus diksih pemahaman lewat peta, kalender dll biar mereka lebih paham ya
BalasHapusbetul, Bunda. gpp repot di awal tapi hepi akhirnya semua
HapusMasyaAllah bun jika panggilan Allah datang segalanya dimudahkan yah. InsyaAllah anak-anak pun setelah diberi pengertian seperti diatas pasti mengerti. Semoga ibadah umrahnya lancar yah bun
BalasHapusbetul, mba ... jika sudah ada panggilan Allah, hati kita pun ikhlas insya Allah dimudahkan
Hapuswah kalo aku enggak tahan bun, hehe. Belum punya anak sih tapi kalo masih kecil2 ku tak kuase meninggalkan. Kalo bisa aku bawa aja, wkwk. Tapi tipsnya oke juga bu, makasih sharingnya.
BalasHapusmungkin karena saya sudah punya empat yaa hehe ... dulu mah nggak kebayang bisa ninggalin anak kecil buat umroh
HapusTips nya mantep banget mbak selengkap inih. Meninggalkan anak buat pergi bentar aja mesti disiapin banget ya, apalagi ditinggal beberapa hari.
BalasHapusSemoga aku juga bisa segera menyusul bisa umroh, aamiin
makasih Teh Sinta :) betul, jadi persiapannya harus jauh-jauh hari. amiin semoga Allah mudahkan
HapusMasyaallah, lengkapp bangeet tipsnya, saya juga pernah pake peta, mbak. Unik caranya. Semoga saya juga bisa menjejakkan kaki di tanah suci, aamiin3
BalasHapusTerima kasih, Mba :) amiin yaa robbal alamiin
HapusSaya udah mulai nyicil di-sounding kalo misalnya Bunda Umroh, ehh, mereka minta ikut. Yaa, semoga ada rezekinya untuk mereka ikut. Btw, strategi ayam ungkepnya, samaan kita, Mbak ��
BalasHapusiya harus jauh-jauh hari ya biar semua siap.
Hapusamiin semoga semua bisa ikut ya, mba ...
hehe menu andalan emak-emak
Wah cocok ni buat pasangan berkeluarga yg mau umroh. Simpan artikelnya, makasih bun.
BalasHapussama-sama, mba :)
Hapussama-sama, mba :)
HapusSejak belum punya anak, tugas saya keluar kota sampai memiliki anak terus berlangsung. Jadi anak2 sudah terbiasa saya tinggal & mengetahui tugas saya. Mereka selalu ikut memyiapkan koper untuk keperluan tugas, jd saat saya umroh th 95. Si bungsu baru 1 th & saya tinggal selama 14 hari, alhamdulillah ga masalah. Hanya setiap hari saya menelpon mereka. Klo libur sekolah, anak2 saya bawa dinas keluar kota.
BalasHapusAlhamdulillah saat berhaji si kk sdh menikah & si Ade msh kuliah di.luar kota. Semua aman terkendali klo kita membiasakan melibatkan anak2 dg kegiatan kita.
Ini loh bun yang bikin saya mau pergi umroh mesti mikir dulu. Belum boleh sama suami dan ibu, karena harus ninggalin anak 2 tahun. Mungkin nanti kalo sudah tiga tahun saya ajak saja
BalasHapusSaat ibu keluar rumah. Banyak tugas rumah tangga yg harus diselesaikan ya mbak.
BalasHapusBiar tenang saat keluar rumah.
Apalagi untuk keluar negeri.
tipsnya mantap. Saya umroh walaupub sendirian juga begitu. pamit kepada saudara dan titip pesan ke tetangga dan saudara. memang umroh harus disiapkan betul betul.
BalasHapusKayaknya ribet banget ya mbak tapi memang itulah yang terbaik untuk anak. Ibadah pun lancar karena kebutuhan anak dipersiapkan dengan matang. Terima kasih sudah share
BalasHapusMudah-mudahan niat kami untuk berumroh tahun ini diijabah oleh Allah. Aamiin.
BalasHapusTerim kasih udah nge-share apa-apa yang harus disiapkan pada anak-anak yang akan ditinggalkan.
Ya Allah doakan dan panggil aku dong mbak Dedeh jangan lupa yaaa
BalasHapus