Rabu, 20 Maret 2019

Menikmati Surabi dengan Aneka Toping Menggiurkan


Setelah sekian lama merencanakan tapi gagal terus, akhirnya Sabtu kemarin kami jadi juga mengunjungi keluarga adik yang tinggal di daerah Sariwangi. Saya tahu tujuan anak-anak minta main ke rumah tantenya, pertama kangen main sama para sepupunya dan kedua ingin makan surabi favorit mereka di Setiabudi.
Ngomong-ngomong soal surabi, awalnya saya mengira ini Surabi Imut yang terkenal itu. hingga kemarin saya nanya sama pelayannya, eh ternyata dia bilang bukan. Kami sudah langganan ke warung surabi ini lumayan lama, dan saya pun lupa dulu Surabi Imut atau bukan namanya. Yang jelas dulu peralatan makannya serba orange dan sekrang serba hitam. Dari segi varian rasa dan citarasanya saya kira sama saat peralatan makannya orange dan hitam. Jadi saya tak dapat memastikan apa hanya ganti warna atau memang beda pengelola. Dan lupa pula buat menanyakan hal ini sama pelayannya. Sudahlah, yang penting rasanya tetap tak terlupakan ehehe.
Surabi 194 di Jl. Setiabudhi

Etapi sebenarnya saya masih penasaran sama Surabi Imut. Kapan-kapan harus nyobain rasa surabi di sana. Pelopor surabi dengan inovasi aneka topping itu sudah mulai muncul dan dikenal saat saya kuliah di UPI. Memang dekat secara jarak, tapi saat itu keluarga kami terkena imbas dahsyatnya krismon, hingga untuk membeli surabi di Surabi Imut pun tak mampu. jadi, saya penasaran banget sebelum berhasil mampir ke sana. 
Oh ya, buat yang belum tahu, surabi ini makanan tradisional khas Sunda yang terbuat dari tepung beras dicampur santan kelapa. Dibakar menggunakan cetakan khusus kue surabi dan paling harum bila dibakar di atas kayu bakar, seperti di cafe ini. Biasanya, surabi dijual pagi hari untuk sarapan dengan topping oncom atau dicocol dengan kinca (air gula aren). Tapi sekarang surabi sudah banyak dijual di cafe-cafe dengan variasi topping yang banyak sehingga digemari semua usia dan semua kalangan. 
Berhubung ngiler sama berbagai varian topingnya dan kami jarang bisa datang ke tempat ini, kami pun masing-masing langsung pesan dua porsi. Kami harus sabar menunggu hingga pesanan jadi, sekitar 15 menitan mungkin ada. Ini juga alasan langsung pesan dua, Karena kalau pesan satu terus buat nambah laginya harus nunggu lama lagi J
Oh ya, pilihan topping surabi ini buanyak banget, ada 82 pilihan. Dari yang klasik seperti surabi oncom dan surabi kinca, hingga surabi oreo ice cream. Yang paling murah adalah surabi polos, Rp 7.000 dan yang paling mahal adalah surabi durian coklat keju Rp 22.000. kebanyakan antara kirasan harga Rp 8.000 hingga Rp 14.000. Nggak bikin kantong bolong kan ya?
pilihan aneka topping surabi

Seperti biasa pilihan pertama anak-anak adalah surabi oreo es krim. Sebenarnya, menurut lidah saya sih lebih yummy yang manis, tapi kemarin saya ingin nyoba yang manis dan asin. Oncom sama ayam kelihatannya enak jadi toping surabi.
surabi oreo es krim favorit anak-anak 

Pilihan favorit saya adalah surabi pisang keju susu. Menurut saya topping ini enaknya pas banget. Dulu pernah pesan surabi pisang coklat keju susu, menurut saya rasanya jadi terlalu manis, jadilah sekarang coklatnya diskip. Perpaduan sedikit rasa asam dari pisang, gurih asin dari keju, dan manis dari susu rasanya sangat lezat di lidah.
surabi favorit saya

Satu lagi saya pengen nyoba surabi oncom sosis ayam, saya menghidari topping mayo karena rasanya kurang cocok di lidah ndeso sayaJ. Surabi oncom sosis ayam rasanya lumayan, tapi lain kali saya rasa akan lebih memilih topping manis, lebih yummy buat lidah saya.


Pilihan pertama anak-anak bahkan sebelum tiba di lokasi adalah surabi oreo ice cream. Kelihatannya seger banget, mereka menghabiskannya dalam sekejap. Entah lapar, doyan, atau khawatir esnya mencair, mungkin karena ketiganya J

khusyu banget yang makan surabi es krim

Suami saya pesan surabi dengan topping sama persis dengan istrinya. Nampaknya dia percaya dengan pilihan lidah istrinya J. Dia juga pesan cilok goreng, bumbu kacangnya memang membuat ciloknya terlihat menggoda. Oh iya, di café ini bukan hanya menjual surabi, mereka juga menjual banyak menu lainnya seperti cilok goreng ini. Sepertinya ini satu gedung digunakan oleh beberapa pemilik usaha kuliner yang berbeda. Tapi setiap masuk ke tempat ini tujuan kami selalu sama: surabi J
Karena si Bungsu tidur dari nyampe hingga pulang, jadilah kami pesan satu buat dibungkus. Pas di mobil dia bangun terus minta makan. Kupikir dia bakal lahap menikmati surabi yang masih lumayan hangat. Sengaja kupilihin toping seres susu keju kesukaannya. Ternyata perkiraanku salah, si Bungsu keukeuh pingin makan nasi. Hehehe … Ade … Ade, anak Indonesia banget, yang makan itu ya nasi J
Akhirnya itu surabi jadi rezekiku dan Aa-nya. Ternyata beda ya nikmatnya, lebih nikmat dinikmati langsung di tempat dari pada di bungkus. Mungkin karena dimakan di tempat surabinya masih panas dan fresh. Baiklah, semoga ada kesempatan lagi menikmati surabi yummy itu di tempatnya.




Jumat, 08 Maret 2019

Makan Sambil Bersantai Nyaman di Café Selasih



“Bunda, habis beli tas nanti makan siangnya di Selasih ya, kan udah lama nggak makan di sana.” Nah, ini bujukan khas anak-anak, “udah lama nggak”. Minggu ini bilang udah lama enggak ke Selasih, minggu depan bilang udah lama nggak ke Alas Daun, minggu depan dll. Saya hanya senyum, namanya juga anak-anak. Tak harus semuanya dituruti, sesuaikan sikon saja.
Hari ini jadwalnya padat merayap. Pagi hari kami menuju grapari telkomsel di samping Taman Lansia. Mau membetulkan HP yang sudah lama tak bisa dipakai buat SMS. Sebenarnya tidak terlalu masalah, toh saya juga jarang pakai SMS. Tapi saat perlu nelpon lama kesulitan karena tak bisa memakai program TM ON. Jebol dong pulsaku nelpon pakai tarif biasa. Setelah menunggu lama akhirnya pulang dengan tangan kosong akibat lupa membawa KTP hiks … Duh, ini ulah si Bungsu yang suka mainin dompet sehingga kartunya tercecer.

Setelah dari grapari kami ke JL. Sumatera buat nyari tas anak-anak yang udah kekecilan di Eiger. Lumayan juga satu jam kami bolak-balik milih tas hingga menemukan yang cocok. Kalau dilurusin entah sudah berapa KM yang kami tempuh. Kaki pegal, perut keruyukan, dan badan penat pas banget saatnya buat makan siang. Langsung ke Café Selasih sesuai request anak-anak.
Café Selasih berada di daerah Cikutra. Terlewati oleh angkot warna pink Cicaheum - Riung Bandung, jalan kaki beberapa meter ke dalam gang besar sampai deh di Café Selasih. Membawa mobil atau motor sendiri pun mudah, tempat parkirnya cukup luas.
Saat masuk Café, kita akan langsung disuguhi pemandangan aneka perabotan dari kayu. Model dan bahannya terlihat bagus. Kita bisa melihat-lihat mebel sambil menunggu pesanan datang.
Anak-anak suka sekali ke Café ini karena pilihan menunya banyak sekali. Jadi mereka bisa milih sesuai keinginan dan mencoba-coba menu baru. Café ini menyediakan mulai dari makanan khas nusantara, Timur Tengah, Cina, Jepang, hingga Eropa. Kita pun tak usah khawatir karena kisaran harganya tak bikin kantong bolong.
pilihan menu di Cafe selasih

Variasi menu yang banyak juga saya kira merupakan kelebihan Café Selasih. Kita bisa berkumpul bersama teman-teman atau buka bersama keluarga besar, seperti yang keluarga kami lakukan dulu, dengan menu pilihan masing-masing. Kita pun bisa memilih tempat duduk apakah mau di kursi atau lesehan.
Jika tengah ingin bersantai dan waktunya luang kami memilih duduk lesehan. Nyaman buat anak-anak bermain sambil menunggu pesanan datang. Apalagi pas si Kecil masih bayi, bisa ditidurkan selagi bundanya menikmati hidangan. Tapi tempat lesehan ini agak jauh dari tempat order, sehingga kalau ada tambahan pesanan kadang malas.
Seringnya kami memilih duduk tak jauh dari pintu masuk, lebih dekat dengan tempat order juga sehingga mudah jika ingin nambah pesanan. Sayang sekali di sini kursinya rapat-rapat dengan meja, jadi agak menyulitkan untuk bergerak. Nah, pas kemarin  mau ke salon di lantai dua, saya baru tahu ternyata kursi di atas lebih nyaman karena tidak dibuat rapat seperti di bawah. Ya, selama ini kami tak mencoba duduk di lantai atas karena khawatir anak-anak berlarian ke sana kemari.
sebagian tempat duduk di lantai bawah

Selesai memilih menu, saya shalat dzuhur terlebih dahulu. Gantian dengan suami yang menggendong si Bungsu yang tengah terlelap. Mushola di Café Selasih cukup nyaman, tempatnya juga cukup luas dan bersih. Tempat shalat pria dan wanita tersekat dengan baik. Mukena yang disediakan di sini cukup memadai. Tempat wudlunya pria dan wanita terpisah, dan tepat wudlu wanita cukup tertutup. Tak ada toilet di dekat tempat wudlu. 
mushola yang cukup luas

        Di samping mushola pun terdapat aneka meubel yang dipajang. Sehingga kita bisa lihat-lihat perabotan sambil bersantai. Oh iya, mushola ini terletas di dekat tempat parker motor. Selesai shalat ternyata pesanan sudah siap di meja. Pas banget.
meubel di samping mushola

Kali ini suami memesan makanan khas Timur Tengah: nasi kebuli spesial. Menu ini merupakan favorit suami di Café Selasih. Ini tulisan keterangan di menunya: Nasi Kebuli (nasi khas Timur Tengah dengan rasa & aroma rempah yang khas, disajikan dengan kambing & sambal goreng).
nasi kebuli favorit suami

   Saya memesan Brocoli Potato & Cheese (kentang halus panggang dengan brokoli, jamur, dan saus keju spesial). Entahlah beberapa hari ini saya tiba-tiba ingin makan kentang tumbuk yang lezat. Sayang sekali belum menemukan tempat yang menjual kentang tumbuk seperti yang saya inginkan.
Sebenarnya, tadinya saya sama sekali nggak menyukai kentang tumbuk alias mush potato itu. Hingga suatu hari saya harus menemani anak dirawat di rumah sakit hingga sepuluh hari. Namanya yang sakit sering hanya makan sedikit ya, jadilah saya bagian pembersih piring hehe … nah, salah satu menunya itu kentang tumbuk. Saya icip-icip eh lama-lama malah jadi doyan. Kebetulan sekali saat umroh kemarin salah satu menu sarapannya itu kentang tumbuk, dan rasanya persis yang saya makan di rumah sakit, lezat.
Kembali ke menu yang saya pesan, kentang panggang ini lezat banget, lelehan kezu mozzarelanya menggiurkan. Hanya sayang kentangnya kurang terasa karena banyak campuran sayur dan kejunya. Jadi keinginan saya untuk menikmati khas kentang tumbuknya belum terpenuhi.
lelehan mozarellanya menggiurkan

Karena porsinya kecil dan saya masih sangat lapar, jadi saya memutuskan untuk memesan paket nasi dengan capcay dan daging sapi bumbu lada hitam. Ini salah satu menu favorit saya di sini. Sayang, lada hitamnya saat ini kurang kerasa. Beberapa kali pesan menu ini beda-beda hasilnya, kadang lada hitamnya terasa sekali hingga kepedasan, tapi kadang seperti ini kurang terasa. Tapi, keseluruhannya lumayan enak. Nasi pulen hangat berpadu dengan lezatnya sapi lada hitam serta segarnya sayuran capcay, pas.
menu kesukaan saya

Taro Lover 
Gadis kecil kami seperti biasa favoritnya di sini adalah paket Jepang. Kali ini Teteh pesan paket 1 (nasi, chichen katsu, kosakana 2 pcs, eggado 1pcs). Sangat mengenyangkan buat ukuran anak kecil. Untuk menu penutup dia memesan Taro Lover (ice cream, taro pudding, bubble, jelly, mini mocha). Karena dua jagoan kami tidak ikut, dan putri bungsu asyik tidur, jadilah hanya satu orang anak yang memesan makanan. Dia terlihat puas dan menikmati sekali makanannya. “Teteh sampai gendut perutnya,” dia berseloroh setelah selesai makan.
paket Jepang

Selesai makan sesuai rencana kami akan mencoba salon di sini. Kebayang nikmatnya creambath setelah lelah setengah harian, bisa ketiduran sambil menikmati pijatan di kepala. Itu rencana awalnya, apa daya saat si Bungsu selesai dipotong rambut kami harus segera pulang. Adik saya mau pergi, maka jagoan kami yang tengah main bersama mereka pun harus segera kami jemput. Yaa, pupus lagi harapan me time sejenak di salon, tapi tak apa, emak-emak mah sudah biasa … hiks. Lagi pula, saya agak kurang nyaman dengan komentar-komentar nyinyir pegawainya. Semoga mereka tak melakukan hal itu pada pengunjung lain.
salon di Cafe selasih

Minus creambath yang gagal tadi, secara umum jalan-jalan sekeluarga yang ditutup di Café Selasih ini sangat menyenangkan. Cukuplah sebagai penyemangat buat menjalani semnggu ke depan. Kembali lagi pada rutininas rumah tangga, mengurus rumah dan bermain bersama anak-anak.

Senin, 18 Februari 2019

Memanfaatkan Momen Saat Anak Sakit



 Saat anak sakit merupakan saat duka orang tua, setidaknya bagi sebagian besar orang tua. Saya ingat waktu dua jagoan kami masih kecil perut saya akan langsung terasa mules bila mendapati anak mulai hangat badannya. Bagaimana tidak, demam itu sering menyebabkan kejang dan berakhir dirawat di rumah sakit. Beruntung jika saat itu punya persediaan dana cukup, karena pernah saat anak kejang sementara rupiah di dompet bikin hati meringis. Paniknya jangan dikira.
Setelah dua jagoan tumbuh besar alhamdulillah dua adik perempuan mereka lebih kuat dan sehat. Kalau pun demam tidak sampai kejang. Entahlah, apakah anak lelaki lebih berpeluang untuk kejang atau bagaimana, saya tidak tahu. Padahal katanya saat kejang itu orang tua tak boleh panik, tapi mana bisa tenang melihat anak dalam kondisi seperti itu?
Beberapa hari ini anak nomor tiga sakit, sepertinya masuk angin karena dia pusing dan mual muntah. Tentu saja saya lebih suka dia aktif dan pergi bersekolah seperti biasa. Tetapi saya pun ingin memanfaatkan momen dia sakit untuk sesuatu yang berarti.

Menguatkan Boanding  
sumber gambar: pixabay

Saya kira waktu anak sakit merupakan saat yang tepat untuk menguatkan bonding. Dan untuk mendapatkannya orang tua dituntut untuk sabar karena biasanya anak yang tengah sakit agak rewel. Saat menyuapi, kita tatap matanya dan kita elus kepalanya. Saat sakit pun anak paling suka dipijit-pijit pelan atau diusap-usap kan ya? Jika kita melakukannya dengan sukacita, maka akan menguatkan bonding.
Karena Teteh  (pangilan kami untuk anak nomor tiga) masuk angin, saya balur punggung dengan minyak zaitun. sambil dipijit-pijit, dikerok pelan menggunakan bawang merah yang dipotong dua. Lalu saya pijit-pijit keningnya yang katanya pusing, dia terlihat menikmati. Usapan dipunggung pun bikin seneng karena yang namanya sakit kan tiduran terus, jadi punggungnya pegal.
Sambil mijit, ngelus, nyuapin, dan melayani ini itu kita bisa sambil ngobrol ngalor ngidul. Bikin tebak-tebakan, ngedongeng, membacakan buku, atau menceritakan pengalaman lucu. Anak pasti akan senang sekali ditemani bundanya sambil diajak ngobrol seru. Kalau pun dia masih lemas setidaknya dia terhibur dan tertawa dengan cerita kita. Perasaan bahagia yang kita dan anak rasakan saat bersama itu akan menguatkan bonding atau ikatan hati.

Mengungkapkan Rasa Sayang
Tak ada orang tua yang tak sayang sama anaknya, yakan? Tapi, apakah anak mengetahui bahwa kita menyayangi mereka? Cobalah sesekali bertanya pada mereka. Jangan-jangan mereka menganggap apa yang kita lakukan hanya sebagai pemenuhan kewajiban. Karena itu, mengungkapkan rasa sayang dengan bahasa lisan sama pentingnya dengan mengungkapkan rasa sayang dengan bahasa tindakan. Setuju tidak? J
Nah, waktu anak sakit merupakan saat yang tepat untuk mengungkapkan rasa sayang ibu kepada anak. Sambil menyuapi anak coba kita katakan betapa kita menyayanginya sehingga ikhlas merawatnya supaya segera sembuh. Katakan berulang kali supaya kata-kata kita melekat di ingatan anak. Saat menggendongnya ke kamar mandi, saat memijit bagian badan yang pegal, saat menyuapi obat, saat menolong berganti baju, dan sebagainya. Katakan dengan lembut dan penuh senyum dari hati maka akan sampai pula ke hati.
Tentu saja tak ada orang tua yang senang melihat anaknya sakit, tapi setidaknya kita dapat melakukan sesuatu yang berharga saat anak sakit.


Sabtu, 16 Februari 2019

Renungan: Ketika Tubuhku Digigit Semut Kecil


 Minggu kemarin kami kedatangan tamu tak diundang, satu sih tapi dia bawa pasukan amat banyak ehehe. Tamu-tamu kecil itu berderet-deret bikin merinding lihatnya. Nggak tahu dari mana datangnya dan saya pun tak melihat ada makanan yang jatuh di dekat mereka. Saya harap para semut itu cuma numpang lewat.
Tapi harap tinggal harap. Mereka bergeming. Saya sapu mereka makin menyebar. Saya pel berulang kali mereka hanya menyingkir sebentar lalu kembali lagi.
Yang paling bikin keselnya itu mereka menggigit di mana saja. Entah semuat jenis apa itu, satu gigitannya saja bekasnya langsung sakit & bengkak. Dan bengkaknya itu besar banget. Makin saya beraksi ngusir mereka makin banyak bengkak di badan. Hiks #nangisdipojokan
Alhamdulillah anak-anak aman-aman saja. Mungkin para semut itu hanya menyerang orang yang menyerang mereka. Bijak juga itu para semut ya xixi. Nggak kayak manusia yang tak pandang bulu kalau mau nyerang. #upngelantur.😄
Gigih & brutal juga itu para semut, saya udah mandi, ganti baju, ditutup dari atas hingga ujung kaki, eh mereka tetap bisa naik dan menggigit. Heran. Maka jadilah malam itu saya tak bisa nyenyak tidur akibat rasa sakit campur gatal. Padahal udah dioles macam-macam, minyak zaitun, but-but, kayu putih, balsem panas, dan gel pengurang gatal.
Saya merenung, duh betapa lemahnya manusia, baru digigit mahluk kecil saja sudah KO. Padahal sepuluh ekor semut kalau dijejerin besarnya masih kalah sama jari kelingking manusia.
Besoknya bengkak, sakit. Dan gatal tak berkurang. Sungguh tak nyaman melakukan apa pun. Kebayang enak tuh berendam di air panas seluruh badan.
Pas malam saya tiba-tiba ingat waktu saya atau si Bungsu digigit tawon. Saat itu langsung diolesin madu dan setengah jam kemudian nyeri yang sangat itu berkurang drastis dan tak meninggalkan bengkak. Sengatan tawon jelas lebih menyakitkan dari gigitan semut kaan? Ah, kenapa saya sampai lupa.
Sebenarnya agak ingat tapi saya agak menyepelekan gigitan semut itu. Disengat tawon saya sampai nangis, digigit semut mah masih tahan.😊
Jadilah malam itu saya luluran pakai madu. Tak nyaman sih karena nempel-nempel. Tapi demi kenyamanan & kesehatan saya pun lakukan. Setengah jam kemudian saya bersihkan. (Waktunya pakai standar si Kecil berhenti nangis setelah disengat tawon dulu itu.)
sumber foto: haromain dates


Alhamdulillah malam itu lumayan saya bisa tidur nyenyak. Esoknya masih ada sisa-sisa gatal tapi tak menyiksa seperti kemarin. Mungkin racunnya udah menyebar jadi nggak hilang seketika. Beda saat disengat tawon, begitu disengat langsung dioles madu, jadi racunnya nggak sempet menyebar.
Jadi pesan moral dari cerita ini adalah:
* manusia itu lemah, tak ada alasan buat sombong
* jangan menyepelekan sesuatu, bisa jadi ia jadi hal besar
* jangan lupa selalu sedia madu di rumah.
Kalau bingung cari madu bagus saya kasih rekomendasi madu di gambar ini. Kebetulan suami saya suka nyetok madu Al Shifa ini. Kami suka rasanya, apalagi bila diseduh air hangat subuh-subuh, enak banget. Buat kami nyetok madu di rumah itu penting banget, karena dia punya khasiat buat banyak hal.
Kalau bingung nyarinya ke mana email saya atau cari FP Niaga Bunda Maghfira aja, insya Allah dibantu dengan senang hati J
o     
Bottom of Form


Semur Jengkol Bu Nining

koleksi probadi


Cerita pengalaman ini sebenarnya sudah saya posting di FB, tapi rasanya saya bila tidak diabadikan di blog J
Beberapa waktu yang lalu saya melihat info GA di FP Semur Jengkol Bu Nining. Wow ... Tak boleh dilewatkan ini. Fotonya memang menggoda dan saya yakin rasanya tak akan mengecewakan. Apalagi disebutkan keunggulannya tak meninggalkan bau. Wow! 
Kok bisa yakin sih? Soalnya, saya pernah nyicipin aneka masakan lain hasil karya bu Nining saat ikut Sekolah Perempuan di rumah menantu beliau. Saya dan teman-teman SP sepakat, masakan ibu mertua tercinta teh Indari itu memang lezat-lezat.
Alhamdulillah, saya termasuk salah satu pemenang GA tersebut dan berhak atas sebungkus semur jengkol menggiurkan tersebut. Yeay ... Horee! Ups, Alhamdulillah.
Beberapa hari kemudian sang semur jengkol tiba di rumah. Pas banget saya lapar setelah bangun tidur. Langsung saja itu semur dieksekusi.
Kemasannya rapi. Semur jengkolnya dikemas plastik dan dipres supaya kedap udara. Lalu dimasukan kemasan kertas berlapis plastik. Luarnya dibungkus bubble warp supaya makanan tetap aman saat dibawa ekspedisi. Barulah dibungkus kertas.
Pas semur jengkol dihangatkan, bau wangi keluar bikin perut makin nyanyi. Bumbunya terlihat lekoh menggiurkan. Tambahan bawang goreng aslinya menambah daya tariknya buat disantap. Si Bungsu yang lagi main langsung nyamperin, "Mau ... Mau ... " katanya. Aduh, De ... Masa Bunda harus ngasih Ade jengkol. Ade sabar ya makan sama ikan saja, belum waktunya menimmati jengkol.
semur jengkol Bu Nining

Itu makan siang yang sangaaat nikmat. Bukan cuma tampilannya yang menggoda ternyata benar rasanya pun bikin nagih. Bumbunya meresap sempurna ke tiap butiran jengkolnya. Kalau tak ingat sama santannya, pengen makan banyak-banyak itu semur.
Oh ya kelebihan Semur Jengkol Bu Nining lainnya adalah tak meninggalkan bau. Nah, ini yang sulit ditandingi. Yang lezat banyak, tapi yang tak meninggalkan bau? Jarang sekali. Bukan kata saya ya ...suami saya yang bilang semur jengkolnya tak meninggalkan bau. Jadi pengen lagi ehehe ...
Jadi, jika sebelumnya untuk merasakan kenikmatan jengkol saya harus nunggu mudik dulu, dan mudiknya juga harus pas nggak sama suami, sekarang tak perlu lagi. Karena tanpa mudik pun masih bisa mencicipi lezatnya jengkol tanpa merasa malu pada suami.
Jika kalian tertarik nyicip kelezatan jengkol tanpa meninggalkan bau ini kontak saja bu Nining langsung ya di FP beliau. J


NB. review pribadi

Jumat, 08 Februari 2019

Menikmati Sore yang Cerah di Bakso Lampu Merah




Sabtu kemarin kami mengantar anak nomor dua yang akan berangkat kemping dari sekolahnya subuh-subuh. Berrr dingin banget, tapi demi anak apa pun dilakukan, yakan? Mereka kumpul di daerah A.H. Nasution lalu berangkat menuju bumi perkemahan Kiara Payung.
Pas mau pamitan si Aa salim dulu, eh pas mau disun dahinya dia menghindar, mau dipeluk juga menghindar. Saya Cuma senyum maklum, duh anakku udah gede, udah mau abege. Kirain hanya sama ibunya dia malu ternyata sama ayahnya pun sama saja.
Nah, pas pulang kami melewati warung bakso LM alias Lampu Merah. Duh, subuh-subung dingin-dingin lihat warung bakso langsunglah ngiler. Tapi mana buka warung bakso subuh-subuh. Jadi saya bilang sama suami, “Pa, besok pas jemput Riyadh sore kita jajan bakso LM dulu yuk.” Dengan senang hati suami mengiyakan. Mungkin dia juga sama lagi kedinginan ngebayangin bakso panas, yummy bangeet ehehe.
Hari Ahad sore cuaca cerah sekali. Pukul empat sudah ada informasi rombongan yang kemping sudah OTW. Syukurlah mereka pulangnya masih sore, kelihatannya niat ngebakso saat menjemput anak bakal berjalan dengan lancar. Si Aa kelihatan lelah dan agak ngantuk, dia nolak waktu mau diajak jajan bakso. “Aku maunya es krim,” katanya.
Waduh, bisa gagal ngebakso kalau begini. Kubujuk dia dengan mengatakan di warung bakso juga biasanya ada es, mungkin es campurnya enak banget. “Ya udah, aku mau pesan bakso sama es krim,” sambarnya girang banget.
Nah, ini penampakan warung bakso LM (Lampu Merah) yang bikin saya ngiler itu dari jalan raya. Tempatnya persis di dekat lampu merah. Kalau dari daerah Padasuka ini sebelah kiri sebelum terminal Cicaheum. Sangat mudah ditemukan.

Bakso Lampu Merah

  Bakso LM juga menyediakan bubur LM pada pagi hari untuk sarapan. Variasi menunya seperti biasa bubur ayam pada umumnya. Yang membedakan, tentu saja di bubur LM ini kita bisa sarapan dengan tempat yang nyaman. Jika bubur LM buka pagi hari, bakso LM beroperasi pukul 10.00 hingga 21.00.
Saat masuk warung bakso LM kita akan langsung melihat tempat yang nyaman dengan dominasi dinding warna hijau yang menyegarkan. Di dinding dipajang foto-foto aneka menu bakso yang mereka tawarkan. Pada salah satu dinding ada tulisan seperti ini: foto, upload, fray, eat. Nampaknya pemilik warung bakso ini memahami kebiasaan orang-orang zaman now J J
tempat bakso LM yang lumayan nyaman

Saat kami masuk suasana cukup sepi, hanya ada dua meja yang terisi. Anak-anak langsung menuju meja dipojok. Kursinya empuk dan sangat nyaman buat anak kecil. Karyawan perempuannya ramah dan berjilbab syar’i, bikin adem melihatnya.
Ini dia menu yang ditawarkan di bakso LM. Harganya wajar menurut saya. 
daftar menu

Kami memilih menu yang berbeda. Saya dan suami memilih menu yang sama, bakso tomat. Saya penasaran waktu adik bilang di bakso LM ini bakso tomatnya seger. Bakso tomat ini seporsinya berisi: bihun, bakso urat tiga biji, bakso tomat dua biji, tahu, serta potongan daging sapi. Karena saya kurang suka sosin maka saya minta jangan pakai sosin. Bakso tomat ini kelihatannya tomat bulat yang dikeluarin isinya lalu diisi dengan adonan bakso. Rasa bakso berpadu dengan rasa tomat menimbulkan rasa gurih yang segar. Enak pokoknya, pas banget sama harapan saya pada subuh yang dingin kemarin itu ehehe ….
bakso tomat yang seger banget

porsi bakminya sangat mengenyangkan
Aa memilih bihun bakso urat dan Teteh pesan bakmi bakso urat. Porsi bakminya lumayan besar jika buat anak-anak. Teteh yang suka mie pun tak bisa menghabiskannya. Lupa, harusnya pesan setengah porsi. Si Bungsu tidak saya pesankan, dia berdua saja sama Bundanya, karena belum tentu mau makan. Dan benar saja, dia hanya makan tiga sendok bihun dan menolak saat dikasih pentul bakso.
potongan daging sapinya asli bukan tetelan

Seperti niat awalnya, Aa pun memesan es 'Penuh Kebahagiaan". Saya bilang, “Betul ini mah es penuh cinta karena dimakannya barengan adik kakak.” Mereka ketawa J
berbagi "Es Penuh Kebahagiaan"

Alhamdulillah, rencana jajan bakso sore hari terlaksana sesuai harapan. Sudah kenyang saatnya pulang. Oh ya, makan bakso dibungkus dengan dimakan di tempat nikmatnya beda sekali. Dulu suami pernah bawa oleh-oleh bakso LM ini saat pulang ngantor. Tapi rasanya lebih nendang saat dimakan langsung di tempatnya. Mungkin karena msih panas dan fresh ya.
“Aku nggak mau makan malam ya, Bun, kenyang banget soalnya,” si Aa berkomentar. “Ya nggak usah, ini juga bisa dibilang makan malam karena udah hampir Maghrib,” jawabku. Mungkin dia mengira masih siang soalnya di luar mobil langit cerah banget. “Seneng enggak jajan bakso begini?” tanyaku. “Seneng, seneng banget. Nanti lagi ya, Bun …. “
berpose dulu

Saya hanya tersenyum, tak perlu restoran mahal untuk membuat anak-anak senang dan keluarga bahagia. Cukup jajan bakso rame-rame di tempat yang cukup nyaman seperti bakso Lampu Merah ini.

Minggu, 27 Januari 2019

7 Alasan Bekerja di Rumah itu Sangat Menyenangkan


7 Alasan Bekerja di Rumah itu Sangat Menyenangkan

Internet membuat dunia seperti terlipat. Kita bisa terhubung dengan beberapa orang sekaligus dari tempat yang berbeda jauh. Berbelanja, bertransaksi, ngobrol, bahkan rapat pun bisa dilakukan menggunakan internet. Semua kemudahan tersebut memberi kita peluang untuk melakukan pekerjaan tanpa keluar rumah. Inilah 7 Alasan Bekerja di Rumah itu Sangat Menyenangkan, antara lain:

1.      Waktu Bunda Tidak Terbuang Perjalanan Pulang Pergi dari Rumah ke Kantor
gambar: pixabay

Sekitar pukul tujuh pagi dan pukul empat sore merupakan saat terpadat lalu lintas. Betapa tidak, semua karyawan kantor serta anak sekolah kebanyakan pergi dan pulang pada jam yang sama. Maka tak heran jika lalu lintas menjadi macet. Perjalanan dari rumah ke kantor yang normalnya bisa ditempuh setengah jam bisa molor menjadi satu jam bahkan satu setengah jam.

Inilah kabar baik pertama bagi Bunda yang bekerja dari rumah, kecuali jika kantornya bisa ditempuh dengan jalan kaki tentu saja. Bunda tak perlu menghabiskan waktu dalam perjalanan karena macet. Waktu puluhan menit itu sangat berharga untuk melakukan banyak hal. Dan tentu saja terhindar dari stress akibat macet.

2.      Bunda Tidak Dituntut untuk Berdandan. Ini Bisa Menghemat Waktu Sekaligus Anggaran untuk Membeli Kosmetik serta Pakaian.

gambar: pixabay

   Bekerja dari rumah tentu saja bukan berarti tidak mandi dan bersih-bersih. Baadan segar dan wangi tentu akan berpengaruh pada semangat kerja Bunda. Tetapi, maksud saya Bunda tidak dituntut berdandan maksimal dengan baju bagus dan matching serta kosmetik yang sesuai. Cukup mandi, pakai baju bersih dan rapi meski dasteran, nyisir rambut, dan bedakan tipis. Selesai.
    
   Waktu yang dihabiskan untuk berdandan bisa dipakai untuk hal lainnya, menulis email pada klien, misalnya. Selain itu, anggaran untuk membeli asesoris serta kosmetik bisa dialihkan untuk hal lain, rekseasi bersama anak misalnya.

3.      Anak Akan Melihat Cara Bunda Bekerja, dan Menjadikannya sebagai Panutan.
gambar: pixabay

    
    Keuntungan lain dengan bekerja di rumah adalah anak akan mengetahui cara bundanya bekerja dan menjadikannya sebagai panutan. Mungkin anak melihat cara Bunda memberikan arahan pada karyawan, cara Bunda mengerjakan pekerjaan, cara Bunda berbicara dengan klien, dan sebagainya.

4.      Bunda Tak Perlu khawatir Harus Meninggalkan Anak Saat Mereka Sakit dan Mencari Orang yang Bisa Menjaganya.

Satu hal yang paling berat bagi ibu yang bekerja di kantor adalah meningalkan anak saat sedang sakit. Hal ini tak akan menjadi masalah jika Bunda berkerja di rumah. Bunda tak perlu repot mencari penjaga saat anak sakit, karena Bunda bisa menjaga anak sendiri. Saat anak tertidur, Bunda bisa sambil menyelesaikan pekerjaan.

5.      Waktu Istirahat Bisa Bunda Gunakan untuk Mengerjakan Pekerjaan Rumah atau Bermain Bersama Anak.
gambar: pixabay

Apa yang biasanya dilakukan para ibu bekerja saat jam istirahat kantor? Makan dan ngobrol dengan teman sekantor mungkin ya. Berbeda jika Bunda bekerja di rumah, saat beristirahat sejenak dari pekerjaan Bunda bisa mengerjakan pekerjaan rumah atau bermain bersama anak. Tentu saja hal ini akan sangat menyenangkan bagi anak.

6.      Bunda tak memiliki kesempatan membuang waktu dengan bergosip.

Satu hal yang sulit dihindari saat ngumpul adalah bergosip. Ini merupakan kebiasaan jelek yang sudah dianggap lumrah sebagai hiburan. Nah, jika bekerja di rumah, Bunda tak ada kesempatan membuang waktu dengan bergosip dengan kata lain akan lebih produktif

7.      Bunda tidak perlu memikirkan mutasi saat harus mengikuti suami pindah kota.

Alasan bekerja di rumah itu sangat menyenangkan yang lainnya adalah Bunda tidak perlu memikirkan mutasi saat harus mengikuti suami pindah kota. Ke mana pun suami pindah Bunda dapat mengikutinya tanpa bingung memilikirkan pekerjaan. Suami pindah, pekerjaan Bunda tetap berjalan seperti biasa. Hanya saja mungkin memerlukan sedikit penyesuian.

Demikian 7 alasan bekerja di rumah itu sangat menyenangkan. Semoga Bunda mendapatkan inspirasi dari tulisan ini.

Jumat, 25 Januari 2019

Mempersiapkan Anak Ditinggalkan Selama Ibadah Umroh



Setiap kaum muslimin baik perempuan mau pun laki-laki sangat mendambakan untuk dapat berangkat ibadan umroh. Demikian pula yang saya alami, saya ngebet sekali ingin berangkat umroh. Bahkan, saya menuliskan resolusi tahun 2018 adalah umroh. Tapi saya sekaligus bingung bagaimana mempersiapkan anak ditinggalkan selama ibadah umroh.
            Alhamdulillah suami sangat mendukung, beliau pun mengatakan tak usah khawatir dengan anak-anak karena ia akan mengurusnya dengan baik. Ya memang saya bersyukur, anak-anak sangat dekat dengan ayahnya dan suami pun sangat telaten pada anak-anak. Saya pun akan tenang meninggalkan mereka. Suami mengizinkan saya berangkat sendiri supaya ada yang menjaga anak-anak kami. Selain itu beliau sering pergi membimbing umroh. Meski akhirnya di luar perkiraan, suami mendapat tugas pelatihan 10 hari justru saat saya umroh.
Meski demikian, banyak hal yang harus saya persiapkan sebelum berangkat berhubungan dengan anak-anak. Apalagi anak kami masih kecil-kecil. si Sulung tak masalah karena tinggal di pesantren. Anak kedua dan ketiga SD, tentu banyak hal yang harus dipersiapkan. Dan si Bungsu belum tiga tahun, ini pun bukan hal mudah. Lalu, bagaimana mempersiapkan anak ditinggalkan selama ibadah umroh?

1.      Jelaskan dengan Bahasa Anak
gambar: pixabay

 
Jelaskan dengan bahasa anak, berapa lama Bunda akan pergi. Tentu disesuaikan dengan usia mereka. Untuk anak kecil misalnya, Bunda akan pergi selama sepuluh kali makan siang. Untuk anak SD kelas atas cukup bilang Sembilan hari. Tapi untuk adiknya yang kelas bawah mungkin bilangnya dua kali libur sekolah.

Menjelaskan berapa lama Bunda akan pergi sangat penting sekali bagi anak, supaya mereka bisa memperkirakan seberapa lama Bundanya akan pergi. Di samping itu, anak akan tahu Bundanya pergi tidak terlalu lama. Maklumlah, namanya menunggu itu paling membosankan, sebentar pun akan terasa lama. Ini juga menghindari anak akan rewel terus-terusan bertanya kapan Bundanya pulang.

2.      Ajak Anak Saat Manasik

gambar: pixabay


Saat manasik anak akan melihat Bundanya praktek umroh, melihat kabah-kabahan untuk latihan, dan sebagainya. dengan begitu anak akan memiliki sedikit gambaran mengenai apa yang akan dilakukan Bundanya. Apalagi jika anak di sekolahnya sudah pernah mengikuti kegiatan latihan manasik, anak akan semakin memiliki gambaran.

3.      Ajak Anak Melihat Peta
gambar: pixabay


Belilah peta dunia, ajak anak mencari tempat tujuan Bunda dan menancapkan bendera di sana. Kebetulan kami memiliki peta Mekah dan Madinah sebagai bonus sebuah buku. Anak kami suka sekali melihat-lihat peta itu. dengan demikian, mereka mengetahui ke mana bundanya akan pergi.

4.      Tandai Kalender

Berikan anak sebuah kalender kecil dan warnai tanggal selama Bunda pergi. Sehingga mereka mengetahui berapa lama lagi Bundanya akan pulang. Ini pula yang saya lakukan dulu saat suami berangkat ibadah haji dan saya dalam keadaan lemah setelah disesar. Tahun 2007 teknologi belum secanggih sekarang. Belum ada WA atau telegram seperti sekarang, nelpon dan SMS mahal sekali dan susah untuk mengirim foto. Dengan cara mencoret kalender tiap hari saya merasa kepulangan suami dari tanah suci semakin dekat.

5.      Beritahu Anak Tentang Rencana Keberangkatan

Sebelum berangkat, beritahu anak tentang rencara keberangkatan dengan bahasa yang dimengerti mereka. Hal ini penting sekali supaya anak merasa dirinya dihargai. Sebaiknya pemberitahuan ini dilakukan jauh-jauh hari, agar jika anak ngambek atau protes Bunda memiliki banyak waktu untuk memberinya pengertian.

Saya mengajak anak saat membuat passport, divaksin meningitis, serta manasik. Mereka terlihat antusias. Ini momen yang tepat untuk memberitahu betapa banyak orang yang ingin berangkat umroh dan karenanya Bunda bahagia. Sambil tak lupa mengajak anak berdoa agar bisa berangkat umroh sekeluarga.

6.      Libatkan Anak Saat Berkemas

Anak-anak biasanya suka kalau diajak berdiskusi untuk sesuatu yang baru. Ajak anak berdiskusi kira-kira perlengkapan apa saja yang harus Bunda bawa. Mungkin bisa minta anak juga untuk mencari informasi di internet. Minta anak yang sudah besar untuk mencatatnya. Setelah catatan dirasa lengkap ajak anak untuk membantu menyiapkan pernak perniknya.

7.      Persiapkan Kebutuhannya Selama Ditinggal
gambar: pixabay

Kami tidak memiliki ART, saya dan suami bahu membahu mengurus rumah dan anak-anak. Jika saya pergi lama otomatis suami yang akan menghandel semuanya. Demi meringankan bebannya, saya persiapkan apa yang bisa dilakukan sebelum berangkat. Menyetrika semua seragam sekolah anak-anak dan bikin ungkep ayam supaya suami tinggal menggoreng untuk sarapan. Anak-anak sangat menyukai goring ayam dan ia pun awet di kulkas.
Selain hal tersebut di atas, saya juga merasa perlu menghubungi banyak orang sebelum berangkat. Meski ada suami di rumah, tapi kasihan jika kesibukan kerja suami harus ditambah dengan printilan kebutuhan anak. Selain itu, dikhawatirkan kesibukan suami akan membuatnya lupa hal kecil tetapi penting.

ü  Guru-guru anak

Saya menghubungi wali kelas anak-anak, mengatakan saya akan berangkat umroh dan minta doanya. Lalu saya memberitahu jika ada hal penting berkaitan dengan anak yang selama ini menghubungi saja supaya menghubungi nomor suami. Misalnya, PR, ojek langganan terlambat menjemput, pemberitahuan kegiatan sekolah, dan sebagainya.

ü  Jemputan

Anak-anak kami berangkat sekolah ikut mobil ayahnya sekalian berangkat ke kantor sementara pulangnya kami berlangganan ojek. Mang ojek ini pun perlu saya beritahu agar jika ada apa-apa dengan anak langsung menghubungi nomor suami. Termasuk memberitahu ke mana harus mengantar anak-anak selama saya umroh. Karena suami sampai rumah biasanya Maghrib maka anak-anak harus menunggu di rumah saudara.

ü  Catering

Anak-anak kami sekolah fullday, maka setiap hari harus membawa bekal snack dan makan berat. Hari-hari biasa saya yang memasak untuk mereka. Saat umroh saya tak mungkin menambah kerepotan suami, maka kami sepakat untuk memesan catering. Saya kontak orang tua siswa yang memiliki café dan meminta informasi. Alhamdulillah menunya cocok dan bisa memesan beberapa hari saja.

ü  Saudara

Mau tidak mau akhirnya kami menitipkan anak-anak pada saudara karena suami harus ke luar kota pertengahan saya umroh. Kami mengontak saudara masing-masing menjajaki kira-kira siapa yang bisa dititipi anak sekitar lima hari. Kebetulan kakak suami dan adik saya jarak rumahnya ke sekolah sama denga jarak sekolah ke rumah kami. Akhirnya kakak suami yang menawarkan diri untuk menjaga anak-anak kami karena adik saya sibuk mengajar.
Siapa saja yang harus dihubungi sangat tergantung kondisi keluarga masing-masing. Bunda mungkin harus menyelesaikan berbagai tagihan rumah tangga dulu, tetapi saya tidak karena suami yang biasa mengurusnya. Sehingga cara mempersiapkan anak ditinggalkan selama ibadah umroh akhirnya disesuaikan dengan kebiasaan keluarga masing-masing.


umroh, persiapan, anak

Me Time dengan Bonus Glazed Skin

  Pernah tidak Emak merasa sangat lelah lahir batin? Melihat segala pekerjaan rumah seperti Melihat gunungan beban. Lalu melihat anak-an...