Jumat, 21 Desember 2018

Setiap Saat Adalah Momen Berharga untuk Melatih Motorik Si Kecil



Memetik sayur, melatih motorik halis Si Kecil

Saya menangis saat melihat si Sulung yang pemalu mau mengikuti gerakan senam pada hari pertama masuk TK.
Saya menangis saat dia mulai mau mencoba naik perosotan yang tinggi.
Saya menangis saat dia mau bergabung dengan temannya tanpa ditemani Bundanya.
Saya menangis saat seminggu kemudian dia mengatakan tidak usah dijemput Bunda dan cukup dengan mobil jemputan sekolah.
Dan saya menangis saat melihatnya menari pada saat perpisahan TK-nya. 
Saya tak ingin mengatakan betapa cengengnya saya karena bisa menangis dengan hal-hal “sepele”. Saya justru ingin mengatakan bahwa bagi seorang ibu perkembangan sekecil apa pun dari buah hatinya amat berarti baginya. Itulah mengapa seorang ibu akan melakukan apa pun untuk mendukung perkembangan anak. Terutama jika sang anak berada pada masa usia keemasan alias golden age.
Saat ini anak bungsu kami, Khalifa, memasuki usia 33 bulan. Saya agak deg-degan sebenarnya karena itu artinya ia hanya memiliki dua tahun lagi masa keemasannya. Apakah saya sanggup menstimulasinya secara maksimal atau tidak? Sehingga ia mampu menyelesaikan tugas perkembangannya dengan baik.  
Dikutip dari laman www.ayahbunda.co.id, tugas perkembangan motorik kasar anak usia 2-3 tahun itu sebagai berikut:
ü  24-25 bulan: melangkah menuruni tangga tanpa berpegangan dengan satu atau kedua kaki setiap melangkah.
ü  25-30 bulan: melempar bola tenis sejauh 2 meter.
ü  31-36 bulan: melangkah menaiki tangga tanpa berpegangan, dengan satu kaki di setiap anak tangga.
ü  31-36 bulan: melompat ke depan dengan kedua kaki sejauh sekitar 50 cm, melompat melewati rintangan setinggi 5 cm, dan turun dari ketinggian sekitar 40 cm.
ü  31-36 bulan: berdiri dengan satu kaki selama satu detik.
ü  31-36 bulan: menangkap bola yang dilempar dari jarak 1,5 meter.
ü  31-36 bulan: mengayuh sepeda roda tiga.

            Saya perhatikan dari semua poin di atas sebagian besar Khalifa sudah menguasainya. Kecuali menangkap bola masih kadang tertangkap dan kadang tidak, mungkin dia masih agak takut jika bolanya akan mengenai wajahnya. Sedangkan poin terakhir, saya tak bisa memastikannya karena dia belum pernah main sepeda roda tiga.

            Stimulasi di Rumah
Beberapa tahun yang lalu saya pernah mengikuti sebuah seminar yang membahas tumbuh kembang anak. Saya masih ingat pembicaranya itu orang bule yang pasih berbahasa Indonesia tetapi dengan logat mereka. Kedengarannya memang agak lucu di telinga tetapi yang penting pesannya dapat saya tanggap. Yang paling saya ingat dari pemaparannya adalah bahwa stimulasi yang paling bagus untuk anak adalah di rumahnya. Menggunakan barang-barang yang digunakan sehari-hari di rumah. Hal itu bagus sekali diantaranya untuk mengasah kreativitas anak.
Saya perhatikan memang anak-anak selalu terlihat seru jika main peralatan yang ada di rumah. Main perahu menggunakan keranjang cucian misalnya, lalu anak-anak akan bergantian mendorong. Rumah akan riuh rendah dengan suara tawa saat permainan ini dilakukan. Mereka juga suka sekali bermain petak umpet di rumah. Rumah kami cukup mungil seperti rumah di kota pada umumnya, tetapi anak-anak selalu memiliki ide kreatif untuk bersembunyi.
Demikian pula yang saya lakukan dalam menstimulasi perkembangan motorik Si Bungsu. Sesekali saya menemaninya bermain lego, tetapi lebih seringnya dia mengikuti apa yang saya lakukan. Bisa dibilang saya tidak mengkhususkan waktu duduk tekun untuk menstimulasi motorik anak, karena hal itu dilakukan hampir sepanjang hari sambil melakukan hal lain.
Pagi hari yang paling disukai Khalifa adalah berjalan-jalan ke halaman mesjid. Jika dia tengah mogok makan pun biasanya langsung lahap saat jalan-jalan ke sana. Di sana banyak pohon bunga dan buah-buahan. Khalifa suka sekali melihat buah jeruk bali atau buah nangka besar-besar yang menggantung di pohonnya. Nah, karena mesjid komplek kami berada di daerah atas, maka untuk mencapainya kami harus naik tangga yang lumayan curam. Saya lupa persisnya mulai usia berapa bulan Khalifa berani naik tangga sendiri tanpa dipegangi. Yang jelas sekarang ia santai saja naik tangga setinggi ini tanpa dipegangi.
Naik tangga menguatkan otot motorik anak

Saat pulangnya, kami tidak menuruni tangga lagi, tetapi berputar melewati beberapa rumah mengambil jalan berbeda.  Jalan yang ini tidak melewati tangga melainkan melewati jalan yang menurun. Ini sangat bagus untuk melatih kekuatan otot kaki Khalifa. Alhamdulillah, sudah lama dia berani berjalan di turunan atau tanjakan tanpa dipegangi. Jalan-jalan dengan rute seperti ini saya yakin membantu melatih kekuatan otot motorik putriku ini.
Berjalan di jalan yang menurun menguatkan otot motorik anak

Pulang ke rumah biasanya saatnya masak. Nah, saat ini biasanya Si Kecil paling suka ngupas bawang merah atau bawang putih. Tekun sekali dia kalau dikasih tugas ini. Si Kecil senang dengan bawangnya, Bunda pun senang karena punya waktu untuk eksekusi bahan makanan. Ditambah pula mengasah motorik halus si Kecil dengan aktivitas ngupas bawang ini.
Mengupas bawang kegiatan menyenangkan sambil melatih motorik halus

Si Kecil juga suka nimbrung saat Bunda menuangkan beras buat menanak nasi. Biarlah dia sebentar menuntaskan keinginannya meremas-remas beras, dan membantu Bundanya menuangkan sedikit-sedikit pada wadah untuk dicuci. Kegiatan ini juga bagus untuk melatih motorik halusnya.
Selain itu, Khalifa paling suka saat Bunda akan masak sayur. Dia akan dengan senang hati memotong-motong buncis atau kacang panjang dengan tangan mungilnya. Atau memetik daun kangkung dan bayam kesukaannya. Memang hasilnya jadi tidak seragam potongannya dan pastinya dapur jadi lebih berantakan.  Tapi tentu saja perkembangan anak jauh lebih berharga kan? Lagi pula sayurannya tetap tidak mubadzir alias tetap bisa dimasak.
Saat Bundanya sibuk sama pekerjaan rumah, Khalifa paling suka mengeluarkan isi lemari piring. Saya hanya bisa geleng-geleng kepala melihatnya. Baru juga dirapikan sudah diacak-acak lagi. Tapi bagaimana lagi, tak tega rasanya mengganggu kesenangan Si Kecil. Malah kadang justru saya yang mengajaknya bermain dengan isi rak piring. Khalifa paling suka diminta menyimpan alat-alat makan yang sudah dicuci ke dalam rak piring. Mungkin dia merasa bahagia karena berpikir sedang menolong Bundanya.
Bermain dengan isi lemari piring membuat anak banyak belajar

Saat main dengan isi rak piring, Si Kecil kelihatan menikmati sekali. Kadang membuka tutup wadah-wadah, kadang menumpuk wadah-wadah hingga menjadi menara, kadang hanya menatanya berjajar sesuai keinginannya, kadang menyusun wadah-wadah itu tanpa tutupnya, kadang juga semua wadah itu diisi dengan makanan, dan banyak lagi kreasinya. Dia juga suka main masak-masakan dengan wadah-wadah itu, mengisi piring dengan mainan lalu menyerahkan pada saya sambil bilang, “Mamah emam.” Dia akan tertawa kesenangan saat melihat saya pura-pura memakannya dengan lahap. Saya beberapa kali membelikannya mainan masak-masakan, tapi tak bertahan lama karena dia kelihatan kurang suka menggunakannya. Akhirnya kembali main dengan isi rak piring. Berantakannya jangan ditanya, rumah sudah berubah jadi kapal pecah. Tapi Si Kecil banyak tertawa dan belajar dari permainannya ini.
Kadang saya mengajaknya bermain lego, anak-anak memiliki koleksi lego sewadah besar. Si Kecil menyukainya, tapi saya perhatikan dia tidak suka main lego lama-lama seperti saat main dengan isi rak piring. Entah karena dia belum pandai membuat sesuatu dari lego atau bagaimana. Selain itu dia hanya mau main lego agak lama jika semua kakaknya ikut main. Mungkin dengan main bersama seperti itu dia merasa seru main legonya.
Menjelang tidur siang Khalifa paling suka “membaca” buku boardbook. Ia akan dengan antusias menunjuk-nunjuk gambar yang sudah diketahuinya, “Nih Aa, nih Papa, nih Mamah, Haii ….” Saat ini dia baru mau dibacakan satu dua kalimat saja, selebihnya kembali nunjuk-nunjuk gambar. “Pa nih? Pa nih?” Dia menanyakan gambar yang belum diketahuinya. Dia suka membawa beberapa boardbook sekaligu dan membuka-buka lembarannya. Selain mengakrabkan anak dengan buku, saya pikir kegiatan membuka-buka halaman buku pun dapat sekaligus melatih motorik halus anak.
Membaca & membolak-balik halamab buku membuat anak banyak belajar

             Khalifa sudah lama bisa makan sendiri, kadang memakai sendok kadang memakai tangan. Dia suka sekali makan ikan goreng sendiri tanpa disuapin. Sebenarnya saya agak was-was, anak yang lebih besar saja suka tersedak duri ikan, apalagi anak sekecil ini. Sengaja saya pilihkan ikan nila yang durinya tak sebanyak ikan mas. Tapi alhamdulillah, dia pintar sekali memilih daging ikan dan memakannya sendiri. Kelihatan nikmat sekali. Mungkin dia merasa dengan memilih dan menyuap dengan tangannya sendiri terasa lebih nikmat. Entahlah, yang jelas saya menghargai kemampuannya itu sambil tentu saja tetap mengawasinya.
            Minggu terakhir ini Khalifa punya makanan kesukaan baru, Monde Boromon Cookies namanya. Dia suka dengan bentuknya yang mungil. Saya pikir bagus juga makan camilan sambil menstimulasi motorik halusnya. Apalagi Monde Boromon Cookies ini gluten free, mengandung sari pati kentang, madu dan DHA. Iseng-iseng saya coba rasanya, eh ternyata biskuitnya lumer di mulut, pantesan dia suka, sedus habis sama sendiri. Untuk anak yang lebih kecil ternyata biskuit ini juga bisa lho untuk melatih motorik yang ada di lidah dan mulut anak. Selain itu juga membantu Si Kecil mengeksplorasi rasa, bentuk, tekstur serta kemampuan untuk makan.  
Monde Boromon Cookies camilan sehat sekaligus melatih motorik anak

             Khalifa suka sekali lompat-lompat, mungkin dia tengah menguji sekaligus melatih otot kakinya. Dia melompat-lompat di atas kasur, turun dari kursi dia melompat, ada barang yang menghalangi jalan dia lompat, bahkan naik ke kasur yang disimpan di bawah pun dia lompat. Kadang saya sengaja menghalangi jalannya dengan kaki, dia dengan riang gembira melompatinya.
            Khalifa pun suka menjajal kemampuan motorik halusnya. Dia suka sekali mewarnai, meski hasilnya masih berupa coretan. Dia suka ikut menggunting saat kakaknya mengguntng sesuatu. Kelebihan anak bungsu memang dia memiliki kakak yang bisa dia tiru kemampuannya.
            Saya berharap apa yang saya lakukan untuk mensimulasi motorik Si Kecil dengan berbagai cara sepanjang hari akan berdampak baik bagi perkembangannya. Semoga.

11 komentar:

  1. Sekecil apapun perkembangan yang ada pada buah hati, memang selalu menghadirkan rasa bahagia dan terharu biru. Duh... Jadi kangen masa2 ini.

    BalasHapus
  2. saya suka bingung membedakan antara motorik kasar dan motorik halus. alhasil saya biarkan saja sesuai kemauan anak2. jadi bedanya dimana ya bunda?

    BalasHapus
  3. Menyaksikan tumbuh kembang si kecil adalah suatu kebahagiaan tak ternilai

    BalasHapus
  4. Pinternya si kecil bantu bundanya sedari kecil, semakin terbiasa dengan kegiatan sehari hari menambah kecerdasan anak��

    BalasHapus
  5. Alhamdulillah Khalifa tumbuh kembangnya sesuai fase ya Mbak..
    Insya Allah stimulasi yang baik akan membuat anak bisa optimal berkembang.
    Dan, senang sekali ada Boromon Cookies yang bisa membantu mencukupi nutrisi dan melatih motoriknya

    BalasHapus
  6. MasyaAllah cukup dengan ngemil boromon beberapa nutrisi anak sudah terpenuhi yah apalagi ngaruh sama kemampuan motoriknya..cemilam sehat yang recommended

    BalasHapus
  7. Ya teh setuju jangan lewatkan momen berharga si kecil untuk melatih motoriknya. Melatihnya pun dengan berbagai cara sederhana.

    BalasHapus
  8. Betul, Teteh. Setiap hari adalah hari stimulasi. Adek Khalifa bisa belajar di stiap sudut rumah, ya. Alhamdulillah, moga sehat dan salihah selalu ya, Nak

    Kesukaannya sama ma Akmal, nih; Monde Boromon :) Sip

    BalasHapus
  9. Saya juga tipikal sering terharu, mata sembab, tak jarang nangis bercucuran air mata kalau melihat perkembangan anak2 mba. Apalagi pas bagi rapor, berapa pun atau apapun nilainya suka terharu 😬

    BalasHapus
  10. Kirain saya aja yg cengeng. Lihat anak yg bisa hafal jus amma, sayapun meneteskan air mata ��

    BalasHapus

Terima kasih sudah mampir dan berkomentar, mohon untuk tidak meninggalkan link hidup. Terima kasih :)

Me Time dengan Bonus Glazed Skin

  Pernah tidak Emak merasa sangat lelah lahir batin? Melihat segala pekerjaan rumah seperti Melihat gunungan beban. Lalu melihat anak-an...