![]() |
Memetik sayur, melatih motorik halis Si Kecil |
Saya
menangis saat melihat si Sulung yang pemalu mau mengikuti gerakan senam pada
hari pertama masuk TK.
Saya
menangis saat dia mulai mau mencoba naik perosotan yang tinggi.
Saya
menangis saat dia mau bergabung dengan temannya tanpa ditemani Bundanya.
Saya
menangis saat seminggu kemudian dia mengatakan tidak usah dijemput Bunda dan
cukup dengan mobil jemputan sekolah.
Dan
saya menangis saat melihatnya menari pada saat perpisahan TK-nya.
Saya
tak ingin mengatakan betapa cengengnya saya karena bisa menangis dengan hal-hal
“sepele”. Saya justru ingin mengatakan bahwa bagi seorang ibu perkembangan
sekecil apa pun dari buah hatinya amat berarti baginya. Itulah mengapa seorang
ibu akan melakukan apa pun untuk mendukung perkembangan anak. Terutama jika
sang anak berada pada masa usia keemasan alias golden age.
Saat
ini anak bungsu kami, Khalifa, memasuki usia 33 bulan. Saya agak deg-degan
sebenarnya karena itu artinya ia hanya memiliki dua tahun lagi masa keemasannya.
Apakah saya sanggup menstimulasinya secara maksimal atau tidak? Sehingga ia
mampu menyelesaikan tugas perkembangannya dengan baik.
Dikutip dari laman www.ayahbunda.co.id,
tugas perkembangan motorik kasar anak usia 2-3 tahun itu sebagai berikut:
ü 24-25
bulan: melangkah menuruni tangga tanpa berpegangan dengan satu atau kedua
kaki setiap melangkah.
ü 25-30
bulan: melempar bola tenis sejauh 2 meter.
ü 31-36
bulan: melangkah menaiki tangga tanpa berpegangan, dengan satu kaki di setiap
anak tangga.
ü 31-36
bulan: melompat ke depan dengan kedua kaki sejauh sekitar 50 cm, melompat
melewati rintangan setinggi 5 cm, dan turun dari ketinggian sekitar 40 cm.
ü 31-36
bulan: berdiri dengan satu kaki selama satu detik.
ü 31-36
bulan: menangkap bola yang dilempar dari jarak 1,5 meter.
ü 31-36
bulan: mengayuh sepeda roda tiga.
|
Saya perhatikan dari semua poin di
atas sebagian besar Khalifa sudah menguasainya. Kecuali menangkap bola masih
kadang tertangkap dan kadang tidak, mungkin dia masih agak takut jika bolanya akan
mengenai wajahnya. Sedangkan poin terakhir, saya tak bisa memastikannya karena
dia belum pernah main sepeda roda tiga.
Stimulasi
di Rumah
Beberapa
tahun yang lalu saya pernah mengikuti sebuah seminar yang membahas tumbuh
kembang anak. Saya masih ingat pembicaranya itu orang bule yang pasih berbahasa
Indonesia tetapi dengan logat mereka. Kedengarannya memang agak lucu di telinga
tetapi yang penting pesannya dapat saya tanggap. Yang paling saya ingat dari
pemaparannya adalah bahwa stimulasi yang paling bagus untuk anak adalah di
rumahnya. Menggunakan barang-barang yang digunakan sehari-hari di rumah. Hal
itu bagus sekali diantaranya untuk mengasah kreativitas anak.
Saya
perhatikan memang anak-anak selalu terlihat seru jika main peralatan yang ada
di rumah. Main perahu menggunakan keranjang cucian misalnya, lalu anak-anak
akan bergantian mendorong. Rumah akan riuh rendah dengan suara tawa saat
permainan ini dilakukan. Mereka juga suka sekali bermain petak umpet di rumah.
Rumah kami cukup mungil seperti rumah di kota pada umumnya, tetapi anak-anak
selalu memiliki ide kreatif untuk bersembunyi.
Demikian
pula yang saya lakukan dalam menstimulasi perkembangan motorik Si Bungsu.
Sesekali saya menemaninya bermain lego, tetapi lebih seringnya dia mengikuti
apa yang saya lakukan. Bisa dibilang saya tidak mengkhususkan waktu duduk tekun
untuk menstimulasi motorik anak, karena hal itu dilakukan hampir sepanjang hari
sambil melakukan hal lain.
Pagi
hari yang paling disukai Khalifa adalah berjalan-jalan ke halaman mesjid. Jika
dia tengah mogok makan pun biasanya langsung lahap saat jalan-jalan ke sana. Di
sana banyak pohon bunga dan buah-buahan. Khalifa suka sekali melihat buah jeruk
bali atau buah nangka besar-besar yang menggantung di pohonnya. Nah, karena
mesjid komplek kami berada di daerah atas, maka untuk mencapainya kami harus
naik tangga yang lumayan curam. Saya lupa persisnya mulai usia berapa bulan
Khalifa berani naik tangga sendiri tanpa dipegangi. Yang jelas sekarang ia
santai saja naik tangga setinggi ini tanpa dipegangi.
![]() |
Naik tangga menguatkan otot motorik anak |
Saat
pulangnya, kami tidak menuruni tangga lagi, tetapi berputar melewati beberapa
rumah mengambil jalan berbeda. Jalan
yang ini tidak melewati tangga melainkan melewati jalan yang menurun. Ini
sangat bagus untuk melatih kekuatan otot kaki Khalifa. Alhamdulillah, sudah
lama dia berani berjalan di turunan atau tanjakan tanpa dipegangi. Jalan-jalan
dengan rute seperti ini saya yakin membantu melatih kekuatan otot motorik
putriku ini.
![]() |
Berjalan di jalan yang menurun menguatkan otot motorik anak |
Pulang
ke rumah biasanya saatnya masak. Nah, saat ini biasanya Si Kecil paling suka
ngupas bawang merah atau bawang putih. Tekun sekali dia kalau dikasih tugas
ini. Si Kecil senang dengan bawangnya, Bunda pun senang karena punya waktu
untuk eksekusi bahan makanan. Ditambah pula mengasah motorik halus si Kecil
dengan aktivitas ngupas bawang ini.
![]() |
Mengupas bawang kegiatan menyenangkan sambil melatih motorik halus |
Si
Kecil juga suka nimbrung saat Bunda menuangkan beras buat menanak nasi. Biarlah
dia sebentar menuntaskan keinginannya meremas-remas beras, dan membantu
Bundanya menuangkan sedikit-sedikit pada wadah untuk dicuci. Kegiatan ini juga
bagus untuk melatih motorik halusnya.
Selain
itu, Khalifa paling suka saat Bunda akan masak sayur. Dia akan dengan senang
hati memotong-motong buncis atau kacang panjang dengan tangan mungilnya. Atau
memetik daun kangkung dan bayam kesukaannya. Memang hasilnya jadi tidak seragam
potongannya dan pastinya dapur jadi lebih berantakan. Tapi tentu saja perkembangan anak jauh lebih
berharga kan? Lagi pula sayurannya tetap tidak mubadzir alias tetap bisa
dimasak.
Saat
Bundanya sibuk sama pekerjaan rumah, Khalifa paling suka mengeluarkan isi
lemari piring. Saya hanya bisa geleng-geleng kepala melihatnya. Baru juga
dirapikan sudah diacak-acak lagi. Tapi bagaimana lagi, tak tega rasanya mengganggu
kesenangan Si Kecil. Malah kadang justru saya yang mengajaknya bermain dengan
isi rak piring. Khalifa paling suka diminta menyimpan alat-alat makan yang
sudah dicuci ke dalam rak piring. Mungkin dia merasa bahagia karena berpikir
sedang menolong Bundanya.
![]() |
Bermain dengan isi lemari piring membuat anak banyak belajar |
Saat
main dengan isi rak piring, Si Kecil kelihatan menikmati sekali. Kadang membuka
tutup wadah-wadah, kadang menumpuk wadah-wadah hingga menjadi menara, kadang
hanya menatanya berjajar sesuai keinginannya, kadang menyusun wadah-wadah itu
tanpa tutupnya, kadang juga semua wadah itu diisi dengan makanan, dan banyak
lagi kreasinya. Dia juga suka main masak-masakan dengan wadah-wadah itu,
mengisi piring dengan mainan lalu menyerahkan pada saya sambil bilang, “Mamah
emam.” Dia akan tertawa kesenangan saat melihat saya pura-pura memakannya
dengan lahap. Saya beberapa kali membelikannya mainan masak-masakan, tapi tak
bertahan lama karena dia kelihatan kurang suka menggunakannya. Akhirnya kembali
main dengan isi rak piring. Berantakannya jangan ditanya, rumah sudah berubah
jadi kapal pecah. Tapi Si Kecil banyak tertawa dan belajar dari permainannya
ini.
Kadang
saya mengajaknya bermain lego, anak-anak memiliki koleksi lego sewadah besar. Si
Kecil menyukainya, tapi saya perhatikan dia tidak suka main lego lama-lama
seperti saat main dengan isi rak piring. Entah karena dia belum pandai membuat
sesuatu dari lego atau bagaimana. Selain itu dia hanya mau main lego agak lama
jika semua kakaknya ikut main. Mungkin dengan main bersama seperti itu dia
merasa seru main legonya.
Menjelang
tidur siang Khalifa paling suka “membaca” buku boardbook. Ia akan dengan
antusias menunjuk-nunjuk gambar yang sudah diketahuinya, “Nih Aa, nih Papa, nih
Mamah, Haii ….” Saat ini dia baru mau dibacakan satu dua kalimat saja,
selebihnya kembali nunjuk-nunjuk gambar. “Pa nih? Pa nih?” Dia menanyakan
gambar yang belum diketahuinya. Dia suka membawa beberapa boardbook sekaligu
dan membuka-buka lembarannya. Selain mengakrabkan anak dengan buku, saya pikir
kegiatan membuka-buka halaman buku pun dapat sekaligus melatih motorik halus
anak.
![]() |
Membaca & membolak-balik halamab buku membuat anak banyak belajar |
Khalifa sudah lama bisa makan sendiri, kadang
memakai sendok kadang memakai tangan. Dia suka sekali makan ikan goreng sendiri
tanpa disuapin. Sebenarnya saya agak was-was, anak yang lebih besar saja suka
tersedak duri ikan, apalagi anak sekecil ini. Sengaja saya pilihkan ikan nila
yang durinya tak sebanyak ikan mas. Tapi alhamdulillah, dia pintar sekali
memilih daging ikan dan memakannya sendiri. Kelihatan nikmat sekali. Mungkin
dia merasa dengan memilih dan menyuap dengan tangannya sendiri terasa lebih
nikmat. Entahlah, yang jelas saya menghargai kemampuannya itu sambil tentu saja
tetap mengawasinya.
Minggu terakhir ini Khalifa punya
makanan kesukaan baru, Monde Boromon Cookies namanya. Dia suka dengan bentuknya
yang mungil. Saya pikir bagus juga makan camilan sambil menstimulasi motorik
halusnya. Apalagi Monde Boromon Cookies ini gluten free, mengandung sari pati
kentang, madu dan DHA. Iseng-iseng saya coba rasanya, eh ternyata biskuitnya
lumer di mulut, pantesan dia suka, sedus habis sama sendiri. Untuk anak yang
lebih kecil ternyata biskuit ini juga bisa lho untuk melatih motorik yang ada
di lidah dan mulut anak. Selain itu juga membantu Si Kecil mengeksplorasi rasa,
bentuk, tekstur serta kemampuan untuk makan.
![]() |
Monde Boromon Cookies camilan sehat sekaligus melatih motorik anak |
Khalifa suka sekali lompat-lompat, mungkin dia
tengah menguji sekaligus melatih otot kakinya. Dia melompat-lompat di atas
kasur, turun dari kursi dia melompat, ada barang yang menghalangi jalan dia
lompat, bahkan naik ke kasur yang disimpan di bawah pun dia lompat. Kadang saya
sengaja menghalangi jalannya dengan kaki, dia dengan riang gembira
melompatinya.
Khalifa pun suka menjajal kemampuan
motorik halusnya. Dia suka sekali mewarnai, meski hasilnya masih berupa
coretan. Dia suka ikut menggunting saat kakaknya mengguntng sesuatu. Kelebihan anak
bungsu memang dia memiliki kakak yang bisa dia tiru kemampuannya.
Saya berharap apa yang saya lakukan
untuk mensimulasi motorik Si Kecil dengan berbagai cara sepanjang hari akan
berdampak baik bagi perkembangannya. Semoga.