Minggu, 02 September 2018

Mendulang Manfaat dari Membacakan Cerita Keteladanan

sumber gambar: dokumen pribadi
Anak-anak selalu suka dibacakan buku cerita oleh orang tuanya. Ternyata dibalik asyiknya kegiatan bercerita ini, terdapat segudang manfaat baik untuk anak maupun untuk orang tua.  
***
Suatu hari Wafa tiba-tiba berkata, “Bunda, Kakak mau diganti dong namanya.” Aku agak kaget mendengarnya karena berpikir ada yang mengejek, mengingat namanya terdengar agak seperti anak perempuan. Sebenarnya nama panjangnya Mujahid Dhiyaul Wafa, sangat laki-laki. Tapi aku tekan prasangkaku dan menanggapinya dengan santai. “Lho kenapa mau diganti? Memangnya Kakak mau diganti namanya jadi apa?” Sulungku menjawab mantap, “Aku mau namanya jadi Daud, seperti Nabi Daud.” Hatiku mulai tenang mendengar jawabannya. “Oh, Kakak mau diganti jadi Daud ya? Kenapa mau diganti jadi Daud?” selidikku sambil tersenyum. “Iya, karena kan Nabi Daud itu aku baca hebat sekali. Masih kecil juga sudah berani mengalahkan Raja Zalut yang seperti raksasa.”
Sekarang aku paham masalahnya. Akhir-akhir ini Sulungku itu memang tengah senang-senangnya membaca buku kisah nabi-nabi. Sementara adik-adiknya suka melihat-lihat gambarnya, dan sesekali minta kakak mereka membacakannya. Hatiku menghangat karena bahagia. Putraku mulai mengidolakan nabinya. Semoga setelah ia banyak membaca kisah keteladanan tokoh Islam, semakin banyak pula tokoh Islam yang ia idolakan. Aku berharap, jika ia mengidolakan banyak tokoh Islam, ia akan lebih mudah menjadi anak yang saleh.
Mendidik anak melalui cerita bukanlah hal yang asing dalam agama Islam. Allah Swt. dalam Al Quran banyak sekali menggunakan cerita untuk mengajarkan sesuatu kepada kita. Bahkan sebuah surat Al Quran dinamakan surat Al Qashash artinya kisah-kisah. Rasulullah Saw. pun kadang menjelaskan sesuatu kepada para sahabat dengan menggunakan cerita. Berdasarkan fakta demikian, maka alangkah baiknya jika orang tua dapat memanfaatkan cerita keteladanan untuk mendidik buah hati tanpa terasa menggurui.  
 Bila diperhatikan dengan jeli ternyata membacakan cerita keteladanan dapat memberikan banyak hal bagi pendidikan anak, diantaranya adalah:
1.      Mengembangkan imajinasi dan fantasi anak.
Saat sebuah buku cerita dibacakan, maka saat itu imajinasi dan fantasi anak akan bekerja. Ia mungkin mengira-ngira tokoh ceritanya memakai baju apa atau wajahnya bagaimana. Jika sang tokoh ada di suatu tempat, anak akan membayangkan kira-kira tempatnya seperti apa, ada apa saja di sana, samakah sebuah taman bermain tempat tokoh itu bermain dengan taman bermain yang ia kunjungi, dan lain sebagainya. Semakin sering seorang anak dibacakan atau membaca buku cerita, maka akan semakin berkembang pula imajinasi dan fantasinya.
Inilah jawaban mengapa membaca atau dibacakan buku berbeda dengan jika anak menonton film. Saat menonton film, semua sudah digambarkan dengan jelas sehingga tidak ada kesempatan bagi anak untuk mengembangkan imajinasi dan fantasinya.
2.      Mengasah kepekaan emosi anak dengan diajak menghayati dan merasakan berbagai perasaan yang dialami oleh tokoh dalam cerita.
Orang tua dapat memanfaatkan cerita untuk mengasah kepekaan anak, misalnya saat membacakan kisah Nabi Ayyub as. yang ditimpa musibah terus menerus. Setelah bercerita, eksplorasi perasaan anak kira-kira bagaimana perasaannya jika ia dalam posisi Nabi Ayyub.
3.      Memupuk minat baca anak karena anak akan melihat bahwa dalam buku itu ada sesuatu yang menarik.
Jika seorang anak sering dibacakan buku, lama-lama ia akan mengerti bahwa di dalam buku itu ada sesuatu yang menarik. Sehingga ia akan minta lagi dan lagi untuk dibacakan buku. Lama-lama ia berpikir, jika aku bisa membaca buku sendiri pasti akan lebih menyenangkan. Setelah bisa membaca, ia akan mencari buku lagi dan lagi untuk memuaskan minat bacaanya yang semakin meningkat.
4.      Meningkatkan kreativitas dan kekritisan anak dengan merangsang anak untuk berfikir serta memperhatikan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh anak mengenai cerita.  
5.      Meningkatkan hubungan emosional antara anak dengan orang yang bercerita terutama orang tua karena ketika bercerita itu terjadi kontak batin dan dampak positif paling penting dari kontak batin ini adalah orang tua merasa didengar dan diperhatikan dan anak merasa disayangi. Bercerita sebagai salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menjalin komunikasi dalam pendidikan anak pada hakikatnya bukanlah bercerita untuk anak melainkan bercerita bersama anak artinya anak dilibatkan.
6.      Membina akhlak anak karena dia akan memperoleh contoh-contoh perilaku yang baik dan buruk serta akibat yang ditimbulkannya, sehingga dia bisa menentukan pilihan mana yang harus dia pergunakan dan mana yang harus dijauhi.
Inilah inti yang kita harapkan dari membacakan cerita keteladanan pada anak. Akan tetapi orang tua jangan terjebak untuk menjejalkan nilai-nilai yang banyak sehingga terkesan menggurui dan anak malah tidak merasa senang.
7.      Mengembangkan daya analisis anak karena ketika mendengarkan cerita itu anak menganalisis permasalahan dan juga menyerap nilai-nilai mengenai realitas kehidupan yang sebelumnya tidak mereka ketahui.
Setelah mengetahui demikian banyaknya manfaat cerita keteladanan dalam pendidikan anak, semoga kita bisa konsisten membacakan cerita keteladanan bersama si Kecil. Sebagian orang tua mungkin merasa dirinya bukan seorang pencerita yang baik, tapi kasih sayang orang tua untuk anaknya akan berkata lain. Ia akan dapat memunculkan kreativitas untuk bercerita demi kebahagiaan anak yang berarti membahagiakan diri sendiri juga. Karena selain memenuhi keingintahuan anak, terpenuhi juga kebutuhan lain seperti kebutuhan dicintai, rasa aman, dihargai juga aktualisasi diri.

Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir dan berkomentar, mohon untuk tidak meninggalkan link hidup. Terima kasih :)

Me Time dengan Bonus Glazed Skin

  Pernah tidak Emak merasa sangat lelah lahir batin? Melihat segala pekerjaan rumah seperti Melihat gunungan beban. Lalu melihat anak-an...