Dua hari ini badanku rasanya tak enak. Kepala berat, badan lemas, dan tenggorokan sakit sekali. Hari ini alhamdulillah pusing di kepala sudah berkurang, makanya bisa nulis. Tapi lemas dan sakit tenggorokan masih terasa menyiksa.
Semua ini bermula dari hari Sabtu kemarin. Kami sekeluarga sudah
berkomitmen tiap sabtu saatnya berolah raga. Kami memilih jogging mengelilingi
gor di Arcamanik. Tempatnya nyaman dan kami semua menyukainya.
Sabtu subuh kami sudah bersiap, rintik hujan tak menggoyahkan
niat kami. Semoga hujan tak akan turun lama-lama, doa kami.
Sampai di gor
Arcamanik, langit terlihat cerah tanpa rintik hujan mau pun awan hitam. Tentu
saja kami senang sekali. Tetapi, baru beberapa meter berjalan kembali turun
rintik hujan. Kepalang basah, jogging kami lanjutkan. Toh kami semua pakai
jaket, semoga semua, baik-baik saja.
Ternyata rinai hujan
turun sepanjang kami jogging memutari gor yang mungkin sekitar 1 km itu. Peluh
bercampur air hujan. Selesai satu putaran kami memutuskan untuk pulang.
Siang hari saya mulai merasa tak enak badan. Kepala berat dan
lemas. Syukurlah suami dan anak-anak bahkan Khalifa yang berumur 22 bulan sehat
walafiat.
Padahal sebelum berangkat saya minum jus kurma, suami minum kopi
herbal, sementara anak-anak hanya minum air putih hangat sedikit. Mungkin
karena mereka biasa terkena hujan saat pulang sekolah. Sekalinya hujan-hujanan,
saya langsung tepar berhari-hari. Tapi tetap harus disyukuri, selama musim
hujan aru kali ini saya terkena sakit lagi.
Saat musim hujan begini, memang daya tahan tubuh harus lebih
dikuatkan. Selama ini, saya punya kiat-kiat sendiri untuk menjaga kesehatan
keluarga selama musim hujan, antara lain:
1. Selalu sedia madu dan
sari kurma
Madu
dan sarikurma bagus sekali untuk daya tahan tubuh. Saya sedikan dua-duanya
karena anak-anak punya kesukaan berbeda-beda. Saya sendiri lebih menyukai madu.
Setiap hari saya minum seduhan madu dengan air hangat. Tips dari rumah sehat
supaya khasiat madu tidak berkurang, antara lain: seduh jangan dengan air
panas, gunakan gelas dan sendok plastik atau kayu, kocek ke kiri selama satu
menit.
Untuk
memenuhi kebutuhan madu dan sarikurma, kami membelinya di toko herbal di daerah
Padasuka. Tokonya kecil, barangnya lengkap, dan selalu memberikan diskon besar.
Lain kali insya Allah saya akan menulis review toko herbal ini.
2. Sedia kurma
Sebenarnya, saya
kurang menukai makanan yang terlalu manis, giung
bahasa Sundanya. Tapi, semenjak jualan kurma, saya jadi lebih mengenal dan juga
mau mencoba berbagai jenis kurma. Akhirnya saya jatuh hati pada kurma sukari
alias kurma raja. Kalau kurma sukari, sehari saya bisa makan tujuh butir. Kadang
dimakan langsung, kadang dibuat jus. Nah, kalau dibuat jus, anak-anak juga akan
ikut minum karena seperti Bundanya, mereka kurang suka yang terlalu manis. Kurma
juga jadi andalan saya buat dopping jika harus berada di luar rumah agak lama. Siapa
tahu akan terlambat makna.
3. Sedia minyak zaitun
Minyak zaitun
merupakan salah satu benda wajib di rumah kami. Saat bepergian pun terutama saat
musim hujan, pasti akan selalu dibawa. Minyak ini unik, saat dipegang memang
tidak terasa hangat seperti kayu putih, tapi kalau dibalurkan ke badan akan
terasa hangat. Jadi kalau terasa masuk angin, sakit ulu hati, perut terasa
kembung, dan sebagainya, kali akan mengoleskan minyak zaitun sambil
dipijit-pijit.
4. Wajib sarapan
Saya sangat rewel mengenai sarapan. Pokoknya sarapan ini tak bisa ditawar-tawar wajib dilakukan di rumah kami. Saya tidak tahu aktivitas anak-anak apa saja selama di sekolah nanti. Saya juga tidak bisa memastikan saat istirahat mereka akan sempat makan snack. Jadi, meski sedikit, mereka harus sarapan padat di rumah. Ini juga berlaku untuk diri sendiri. Saya mewajibkan diri untuk sarapan meski hanya beberapa butir kurma atau beberapa sendok nasi. Karena kalau tidak, bisa dipastikan kepala akan keleyengan dan mata akan berkunang-kunang seribu satu malam hehe…
5. Memakai baju
tertutup meski di rumah
Kalau ke luar rumah
sudah jelas memakai baju tertutup. Tapi, di dalam rumah pun saat musim hujan
begini saya suka pakai baju tertutup, apalagi kalau cuaca sangat dingin. Maklumlah,
rumah kami di daerah lembah. Baju hangat dan kaos kaki selalu saya kenakan saat
cuaca dingin. Karena tinggal di rumah pun bisa masuk angin kan?
6. Tidak terlambat makan
Penting sekali untuk
disiplin makan, tentu saja diusahakan makanannya bergizi, bukan sekedar makan. Saya
pernah sehabis makan ulu hati rasanya sakit luar biasa. Saat konsultasi ke
rumah sehat apa katanya? Ternyata penyebabnya adalah saya terlambat makan, jadi
keburu didahului angin yang masuk perut. Karena sudah ada angin sebelum masuk
makanan, jadinya ulu hati sakit banget. Sejak itu saya berusaha jangan ngasih
kesempatan angin buat masuk duluan alias selalu makan tanpa terlambat.
Ini merupakan
tantangan tersendiri kalau berhubungan dengan anak-anak. Mereka lumayan susah
makan. Jadi harus dibujuk dan disedikan kesukaan mereka. Kalau sesuatu yang baik
saya kasih, misalnya mau ayam goring sering-sering. Tapi kalau yang kurang
bagus seperti mie instant, saya sangat streng. Dan mereka sudah mengetahui hal
ini.
7. Persiapan jahe, obat masuk angin, balsem panas
Nah, alat tempur jika sewaktu-waktu masuk angin juga selalu saya sediakan. Jahe, gula aren, obat masuk angin, dan balsam panas kalau minyak zaitun sudah tak mempan. Oh ya satu lagi, alat kerok terbuat dari kayu yang saya beli di toko herbal.
Nah, ini tujuh tips menjaga kesehatan di musim hujan ala saya, bagaimana pengalaman, Teman-teman?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mampir dan berkomentar, mohon untuk tidak meninggalkan link hidup. Terima kasih :)