Pernahkah
Anda merasa menjadi orang paling malang di dunia? Suami sibuk bekerja, pulang
tinggal capenya, bahkan hari libur pun harus lembur. Rumah mungil seperti kapal
pecah di setiap sudutnya. Anak-anak bertengkar hampir sepanjang hari. Jika
diteruskan daftarnya akan semakin panjang tanpa ujung. Bahkan sekedar WA lambat
dijawab pun masuk daftar.
Saat merasa paling malang di dunia, ada baiknya sejenak
melihat dunia luar, dan melihat ke bawah. Ternyata
Anda jauh lebih beruntung dari mereka. Saat itu Anda akan lebih bersyukur.
Ujian Hidup
Ujian hidup
merupakan sunatulloh. Setiap orang akan menerimanya, hanya saja bentuknya
berbeda-beda. Mba Sendy Hidayat ini misalnya. Beliau terindikasi mengidap
bipolar atau ODB (Orang Dengan Bipolar).
Normal sekali
jika orang mengalami fluktuasi emosi. Kadang sedih, gembira, terharu, kecewa,
cemas, khawatir, dan seterusnya. Tetapi penderita bipolar mengalami dua kubub
ekstrem dalam emosi. Depresi dan mania istilahnya. Apa saja tanda-tandanya? Berikut
ini tanda seorang bipolar apaah dalam fase depresi atau mania.
Disebut depresi jika:
1. Perasaan mood menurun hampir sepanjang hari.
2. Menurunnya minat dan kesenangan.
3. Penurunan berat badan, nafsu makan.
4. Susah tidur atau kebalikannya tidur terus.
5. Malas gerak atau lebih banyak gerak.
6. Lelah, capek atau hilang energi.
7. Perasaan sensitif, tidak berarti dan rasa bersalah yang berlebihan.
8. Menurunnya konsentrasi berpikir, kefokusan, cara berpikir.
9. Pikiran berulang mengenai kematian. Upaya bunuh diri terus menerus berulang dan bisa direncanakan spesifik.
10. Menutup diri dari lingkungan.
11. Berdiam diri sendiri
12. Tidak berani menghadapi orang.
Disebut Mania jika:
1. Perasaan mood menurun hampir sepanjang hari.
2. Menurunnya minat dan kesenangan.
3. Penurunan berat badan, nafsu makan.
4. Susah tidur atau kebalikannya tidur terus.
5. Malas gerak atau lebih banyak gerak.
6. Lelah, capek atau hilang energi.
7. Perasaan sensitif, tidak berarti dan rasa bersalah yang berlebihan.
8. Menurunnya konsentrasi berpikir, kefokusan, cara berpikir.
9. Pikiran berulang mengenai kematian. Upaya bunuh diri terus menerus berulang dan bisa direncanakan spesifik.
10. Menutup diri dari lingkungan.
11. Berdiam diri sendiri
12. Tidak berani menghadapi orang.
Disebut Mania jika:
1. Kurangnya kebutuhan tidur. Mampu bergadang atau tidak tidur, tidak merasakan kantuk bahkan sampai berhari-hari.
2. Lebih banyak bicara atas tekanan yang ada.
3. Meningkatnya aktivitas atau banyak bergerak.
4. Tinggi akan ide-ide yang kreatif dan inovatif namun tidak berpikir resiko atau cara yang tepat untuk mewujudkannya.
5. Harga diri yang tinggi, merasa terhina, terlecehkan dan sendiri.
6. Perhatian yang mudah beralih kepada hal-hal yang tidak penting atau bahkan gak relevan.
7. Terlibat atau melibatkan pada kegiatan atau aktivitas yang menyenangkan yang beresiko menyakitkan dirinya sendiri.
Itulah yang dirasakan Mba Sendy Hidayat. Beliau dinyatakan mengidap bipolar sejak tahun
2012. Pada awalnya belau dan keluarganya
tidak mengetahui apa pun mengenai bipolar dan bagaimana cara mengatasinya. Hal itu
menyebabkan beliau mengalami masa saat orang-orang disekitarnya bahkan orang
terdekat pun mencaci maki dan menghujat. Sehingga semakin berat tekanan yang
beliau terima. Saat itu pun keluarganya tinggal di Amerika sehingga membuat Mba
Sendy berjuang sendirian.
Fase
mania yang dialami perempuan kelahiran Jakarta, 7 Desember 1984 ini ternyata
meninggalkan masalah yang banyak. Beliau menyebutnya meledak seperti bom waktu.
Akhirnya beliau mencari sendiri arti bipolar, penyebab, pencegahan dan cara
mengatasi bipolar. Beliau membaca buku yang
sudah sejak tahun 2013 membelinya, namun tidak pernah dibaca. Di buku itu
beliau menemukan jelas apa itu Bipolar, dan kabar baiknya belau mendapat
informasi mengenai psikiater dalam buku tersebut yang akhirnya menjadi pasien
sang psikiater di Yogyakarta.
Bersama
kesulitan ada dua kemudahan
Bersama kesulitan ada kemudahan, itu
janji Allah yang pasti benar, dan Mba Sendy telah membuktikannya sendiri.
Beliau diuji dengan Bipolar Disorder,
tetapi tidak sendirian, karena ada suami siap mendukungnya. Sang suami berperan
sebagai caregiver atau penolong yang membantu, menyemangati dan
bekerja sama memberi kekuatan. Suaminya juga yang menjadi perantara pada
keluarganya yang tidak mengerti Bipolar. Ini sungguh anugerah yang sangat besar
dan membuatnya bahagia.
Setelah
mengetahui bahwa dirinya ODB, Mba Sendy lebih banyak belajar tentang Bipolar
itu sendiri. Memahami, membedakan 2 fase dalam dirinya, menjaga stabilitas
ketenangan hati dan pikiran sebelum menjadi stressor yang akan menyulut
pemikiran keliru dalam otak.
Juga menghindari faktor-faktor stressor yang bisa membuat kambuh fase mania dan depresi.
Juga menghindari faktor-faktor stressor yang bisa membuat kambuh fase mania dan depresi.
Setelah
mengetahui dirinya ODB dan mampu menerima keadaan dirinya dengan ikhlas,
ternyata hal itu memunculkan kebahagiaan. Beliau memahami bahwa menjadi Bipolar
memang bukan pilihan, tapi ini merupakan ujian takdir Allah yang beliau terima.
Hal ini mungkin kemudahan lain dari Allah. Beliau ini bisa hidup apa adanya, kalau
mau menangis, menangis saja. Kalau mau marah, marah saja dan mampu bicara apa
adanya tanpa ada rasa ketakutan ditinggalkan, kehilangan karena memahami hidupnya
hanya milik Allah.
Berbagi dan bermanfaat untuk orang lain
Kini,
Mba Sendy ingin memberikan manfaat bagi orang lain dengan menuliskan pengalamannya
sebagai seorang ODB. Beliau ingin memberikan inspirasi kepada semua perempuan
bahwa keluarga merupakan akar dari semua kehidupan. Akar mental dan jiwa. Kesehatan
begitu mahal dan persahabatan tidak harus di dapat dari orang lain, karena
sesungguhnya keluarga merupakan sahabat pertama kita. Memberikan pelajaran
penting dan pedulinya peran sebagai orang tua. Juga memberikan inspirasi penerimaan
dan penghambaan diri hanya pada Allah SWT, serta keyakinan bahwa segala yanag
terjadi merupaan ketetapan dan ketentan Allah.
Luar biasa sekali energinya, beliau berhasil menyusun buku 160 halaman
selama 2 hari dengan dibimbin Teh Indari Mastuti sebagai peserta Private
Writing Coaching di Indscript. Dan buku berjudul Menemukan-Mu dan Menemukannya kini telah terbit siap menginspirasi
seluruh perempuan.
Dalam bukunya beliau bercerita tentang pengalamannya menghadapi "bipolar". Mengapa ia mengalami bipolar hingga bagaimana usaha beliau menghadapinya. Semoga apa yang beliau lakukan untuk memberi manfaat pada orang lain dicatat sebagai amal baik di sisi Allah.
Dalam bukunya beliau bercerita tentang pengalamannya menghadapi "bipolar". Mengapa ia mengalami bipolar hingga bagaimana usaha beliau menghadapinya. Semoga apa yang beliau lakukan untuk memberi manfaat pada orang lain dicatat sebagai amal baik di sisi Allah.
Berikut ini testimony Teh Indari selaku mentor menulis Mba Sendy
mengenai bukunya, “Buku ini mengajarkan saya tentang satu hal: kepekaan seorang
ibu pada tumbuh kembang anak. Semoga Allah menjaga anak-anak di seluruh dunia. Terimakasih
Sendy untuk kisah inspirasi yang dengan berani engkau tuliskan.”
Masya allah sunggh sebuah kisah yang sangat inspiratif dan sangat memotivasi
BalasHapusiya betul, inspiratif sekali...
HapusDalam kondisi apapun, keluargalah faktor utama dalam mendukung penyembuhan.
BalasHapusbetul sekali...
HapusSetuju..keluarga adalah sahabat yang pertama dan utama:)
BalasHapusyes...
HapusKeren... Dalam kondisi seperti itu masih bisa berkarya
BalasHapusbetul, inspiratif sekali ya Mba..
HapusMengambil hikmah dari setiap kejadian adalah kekuatannya mbak sendy
BalasHapusbetul, mba..
HapusDibalik yang negatif pasti ada positifnya
BalasHapusbetul, sudah janji Allah itu mah..
HapusWajib baca nihh
BalasHapusselamat berburu bukunya, mba :)
Hapus