Tersebutlah kisah seorang raja agung dari Persia yang memiliki
banyak pengawal serta daerah kekuasaan yang luas. Suatu hari sang raja beserta
para pengawalnya keluar dari istana untuk berburu. Di tengah perjalanan baginda
bertemu dengan seorang penggembala yang terlihat sangat riang gembira. Tentu
saja pemandangan itu membuat sang raja amat penasaran.
“Hah! Bagaimana mungkin dia bisa sedemikian gembira?” bisik sang
raja keheranan.
Raja sangat penasaran ingin mengetahui hal yang sebenarnya.
Akhirnya sang raja mendekati penggembala itu dan memberi salam.
“Bagaimana engkau bisa begitu bergembira sedangkan keuntunganmu
sangat sedikit, itupun engkau dapatkan setelah bersusah payah pula?" tanya
sang raja sambil tersenyum ramah.
Penggembala yang mengenal sang raja itu berkata, “Wahai Sang Raja,
kegembiraanku ini adalah karena aku telah menyempurnakan kewajibanku, membayar
utang-utangku, dan bersungguh-sungguh untuk mencapai kebahagiaan yang menjadi
tujuanku. Adapun keuntunganku adalah seukuran dengan keuntunganmu, wahai Sang
Raja. Bedanya hanyalah engkau menggembala umat manusia sedangkan aku
menggembala kambing. Masing-masing kita bila berbuat baik sama-sama akan
mendapat nikmat dan jika berbuat jahat akan mendapat neraka.”
Sang raja terdiam mendengar jawaban penggembala cerdas yang
berbicara dengan fasih dan panjang lebar itu. Kemudian baginda mengajak para
pengawalnya untuk meneruskan perjalanan sambil berbisik.
“Benar, raja dan penggembala memang sama. Penggembala mati di
tengah kambingnya dan Dzul Qarnain mati di kerajaannya.”
*** Kebahagiaan seorang pemimpin sesungguhnya bukan terletak pada
kehormatan yang diperoleh karena jabatannya, bukan terletak pada gelimang harta
dari gajinya. Apalah artinya kehormatan dan harta yang banyak saat berkuasa namun
dibenci setelah lengser. Maka kebahagiaan sejati seorang pemimpin adalah
manakala ia dapat menunaikan amanah yang diembannya sebaik-baiknya dan
karenanya ia dicintai saat berkuasa ataupun setelah lengsernya.
***Firman
Allah, “Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta
orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan
kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan". (QS. At Taubah:
105)
***“Sesungguhnya
di antara dosa-dosa itu, ada yang tidak dapat terhapus dengan puasa dan
shalat”. Maka para sahabat pun bertanya: “Apakah yang dapat menghapusnya, wahai
Rasulullah?” Beliau menjawab: “Bersusah payah dalam mencari nafkah.” (HR. Bukhari)
***“Sesungguhnya
seseorang di antara kamu yang berpagi-pagi dalam mencari rejeki,memikul kayu
kemudian bersedekah sebagian darinya dan mencukupkan diri dari (meminta-minta)
kepada orang lain, adalah lebih baik ketimbang meminta-minta kepada seseorang, yang
mungkin diberi atau ditolak.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mampir dan berkomentar, mohon untuk tidak meninggalkan link hidup. Terima kasih :)