Saat
berkumpul mendengarkan cerita ibu guru. beberapa anak membuat ulah. Rara mengata-ngatai
Titi gendut, Riyan mengganggu Dani, Agus mengganggu Rina. Hampir saja suasana
menjadi rebut karena yang merasa tersakit mau membalas perlakuan temannya. Ibu
guru membujuk anak-anak agar mau membalas keburukan temannya dengan doa
kebaikan dan mengganti cerita dengan kisah sahabat Nabi
KISAH
Sahabat
karib Rosululloh saw. Abu Bakar As Shidiq memiliki sebidang tanah yang
bersebelahan dengan tanah milik Rabi’ah bin Ka’ab. Sebuah pohon kurma yang
bagus tumbuh diantara kedua bidang tanah mereka. Keduanya sama-sama yakin bahwa
pohon kurma itu milik dirinya.
Abu
Bakar berkata, “Pohon itu tumbuh di tanahku.”
Namun
Rabi’ah pun yakin, “Tidak, pohon kurma itu tumbuh di tanahku.”
Dialog
berubah menjadi adu mulut dan semakin memanas hingga pertengkaran terjadi.
Emosi memenuhi hati keduanya hingga tanpa sadar Abu Bakar memaki Rabi’ah. Namun
kelembutan hati Abu Bakar yang terkenal itu segera membuatnya tersadar dan amat
menyesal karena hanya karena urusan sebatang pohon kurma telah membuatnya
menyakiti hati sahabatnya.
Dengan
penuh penyesalan Abu Bakar berkata, “maafkan aku, sahabatku Rabi’ah. Sekarang
aku mohon makilah aku sebagai balasan perbuatanku barusan.”
Tentu
saja Rabi’ah tak mau melakukan apa yang diminta Abu bakar walau Abu Bakar
berkali-kali memintanya. Bagaimana ia bias memaki Abu Bakar yang sebenarnya
sangat ia hormati itu. Hanya karena terbawa emosilah yang membuatnya terlibat
pertengkaran dengan mertua Rasulullah saw. itu. Akhirnya Rabi’ah dan Abu Bakar
menemui Rasulullah saw. Abu Bakar menceritakan masalah mereka kepada beliau
bukan untuk mengadukan Rabi’ah melainkan mencari penyelesaian dari masalah
mereka terutama apa yang harus dia lakukan untuk menebus kesalahannya kepada
Rabi’ah.
Rasulullah
bertanya kepada Rabi’ah, “apa yang terjadi antara engkau dan Abu Bakar, ya
Rai’ah?”
“Ya
Rasul, Abu Bakar memintaku untuk memakinya sebagai balasan dari makiannya
kepadaku, namun aku tidak mau,” jawab Rabi’ah.
Dengan
tersenyum Rasulullah saw. memandang sahabatnya itu. “Engkau benar, ya Rabi’ah.
Jangan membalas perkataan yang buruk dengan perkataan yang buruk pula.
Sebaiknya engkau katakana. Allah memaafkanmu, Abu Bakar.”
Mendengar
nasehat Rasul yang mulia, Rabiah segera berkata, “Allah mmaafkanmu, Abu Bakar.”
Abu
Bakar yang berhati sangat lembut itu menangis haru mendengar perkataan Rabiah.
“Trima kasih, Rabi’ah…terima kasih, Rabi’ah…” katanya berulang-ulang. Tidak
tersisa lagi pertengkaran kedua sahabat mulia itu dan tanpa menyisakan sakit
hati.
***“Balaslah perbuatan buruk mereka dengan yang
lebih baik. Kami lebih mengetahui apa yang mereka sifatkan.” (Q.S. Al-Mu’minun:
96).
***Hadits dari Uqbah bin Amir, dia berkata:
“Rasulullah SAW bersabda, “wahai Uqbah, bagaimana jika kuberitahukan kepadamu
tentang akhlak penghuni dunia dan akhirat yang paling utama? Hendaklah engkau
menyambung hubungan persaudaraan dengan orang yang memutuskan hubungan
denganmu, hendaklah engkau memberi orang yang tidak mau memberimu dan
maafkanlah orang yang telah mendzalimimu.” (HR.Ahmad, Al-Hakim dan Al-Baghawy).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mampir dan berkomentar, mohon untuk tidak meninggalkan link hidup. Terima kasih :)