Seorang
sahabat mendatangi Rasulullah saw, dan dia meminta agar Rasulullah saw. membantunya
mencari unta untuk memindahkan barang-barangnya.
Rasulullah berkata: “Kalau begitu kamu pindahkan barang-barangmu itu ke anak unta di seberang sana”.
Sahabat bingung bagaimana mungkin seekor anak unta dapat memikul beban yang berat. Maka ia pun bertanya,
“Ya Rasulullah, apakah tidak ada unta dewasa yang sekiranya sanggup memikul barang-barang ku ini?”
Rasulullah menjawab, “Aku tidak bilang anak unta itu masih kecil, yang jelas dia adalah anak unta. Tidak mungkin seekor anak unta lahir dari ibu selain unta”
Sahabat tersebut pun tersenyum dan dia-pun mengerti canda Rasulullah.
Rasulullah berkata: “Kalau begitu kamu pindahkan barang-barangmu itu ke anak unta di seberang sana”.
Sahabat bingung bagaimana mungkin seekor anak unta dapat memikul beban yang berat. Maka ia pun bertanya,
“Ya Rasulullah, apakah tidak ada unta dewasa yang sekiranya sanggup memikul barang-barang ku ini?”
Rasulullah menjawab, “Aku tidak bilang anak unta itu masih kecil, yang jelas dia adalah anak unta. Tidak mungkin seekor anak unta lahir dari ibu selain unta”
Sahabat tersebut pun tersenyum dan dia-pun mengerti canda Rasulullah.
Seorang sahabat bernama Zahir, dia agak lemah
daya pikirannya. Namun Rasulullah mencintainya, begitu juga Zahir sangat
mencintai Rasulullah saw. Zahir ini sering menyendiri menghabiskan hari-harinya
di gurun pasir. Sehingga, kata Rasulullah, “Zahir ini adalah lelaki padang
pasir, dan kita semua tinggal di kotanya”. Suatu hari ketika Rasulullah sedang
ke pasar, dia melihat Zahir sedang berdiri melihat barang-barang dagangan.
Tiba-tiba Rasulullah memeluk Zahir dari belakang dengan erat. Tentu saja Zahir marah
dan kaget, “Heii……siapa ini?? lepaskan aku!!!”, Zahir memberontak dan menoleh
ke belakang, ternyata yang memeluknya Rasulullah. Zahir-pun segera menyandarkan
tubuhnya dan lebih mengeratkan pelukan Rasulullah. Rasulullah berkata: “Wahai
umat manusia, siapa yang mau membeli budak ini??” Zahir segera protes “Ya
Rasulullah, aku ini tidak bernilai di pandangan mereka” Rasulullah segera
menyanggahnya, “Tapi di pandangan Allah, engkau sungguh bernilai Zahir. Mau
dibeli Allah atau dibeli manusia?” Zahir pun makin mengeratkan tubuhnya dan
merasa damai di pelukan Rasulullah.
***Dari Abu Hurairoh ra. Rasulullah saw. bersabda yang maknanya,
“Seorang hamba tidak beriman secara sempurna hingga dia meninggalkan dusta
meskipun hanya bergurau.” [H.R. Ahmad dan Ath-Thabarani)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mampir dan berkomentar, mohon untuk tidak meninggalkan link hidup. Terima kasih :)