Rino (nama samaran) terlihat menarik diri dari
teman-temannya, setelah diselidiki ternyata ia malu karena merasa berbeda
dengan teman-temannya. Semua temannya memakai baju olah raga sementara dia
memakai seragam batik. Setelah diselidiki lebih jauh ternyata ia selalu menarik
diri bila merasa berbeda dengan teman-temannya, seperti rambutnya dipotong
berbeda dengan teman-temannya yang dipotong cepak tentara. Cerita mamanya dia
sekarang tidak suka bermain dengn teman sebayanya di lingkungannya karena ia
pernah diejek karena tidak bisa naik sepeda seperti teman-temannya. Semenjak
saat itu Rino selalu menarik diri bila merasa berbeda dari teman-temannya
karena takut diejek.
***
Bunda... pernahkah melihat ananda seperti ini atau pernahkan menemukan kasus serupa di lingkungan Bunda? jika ananda ada kecenderungan seperti Rino, cobalah ceritakan kisah Salman Al Farisi berikut ini:
Salman adalah seorang keturunan bangsawan
Persia beragama majusi. Hatinya yang condong untuk menemukan kebenaran
membawanya pada pengembaraan yang panjang hingga tiba di kota Madinah dan
pernah menjadi budak belian, hingga di kota Madinah ia bertemu dengan kebenaran
Islam.
Tentu saja ia memiliki banyak
perbedaan dengan para sahabat Nabi lainnya, antara lain: rambut, wajah, bahasa,
cara bicara, cara berpakaian, kebiasaan, selera, bahkan menjadi budak belian
saat awal memeluk Islam, dan lain sebagainya. Semua perbedaan itu tidak membuat
Salman minder bahkan ia dapat menjadi sahabat kesayangan Rosul. Perbedaan itu
tidak juga mebuat sahabat rosul lainnya menyisihkan Salman, mereka menyayangi
Salman tanpa memandang perbedaannya. Sebuah kisah saat penebusan dirinya dari
tuannya menggambarkan persaudraan sejati mereka. Saat memeluk Islam Salman
masih berstatus sebagai hamba sahaya, Ia kerap mendapat intimidasi dan siksaan.
Akhirnya saat siksaan sudah tak tertanggungkan, Salman mengadu kepada Rasul yang
kemudian menyarankan Salman menebus dirinya.
Masalah muncul saat tuannya setuju
dengan syarat menyetorkan 300 bibit pohon kurma dan menanamnya hingga tumbuh beserta
sejumlah uang. Tentu saja Salman menjadi sangat bingung, karena jangankan
memiliki harta, bahkan dirinya pun sebagai budak belian adalah milik tuannya. Maka
Salman pun pergi menemui Rsulullah untuk menceritakan kesepakatan dirinya
dengan tuannya.
Mendengar cerita Salman,
Rasulullah tahu apa yang harus diperbuat. Beliau amat tahu kedermawanan para
sahabatnya, maka diajaknya para sahabat untuk membantu meringankan beban
Salman. Para sahabat berlomba ingin ambil bagian dalam amal soleh ini, mereka
segera mengumpulkan bibit kurma sekemampuan mereka hingga dalam waktu singkat
terkumpullah 300 bibit pohon kurma.
Terharu luar biasa perasaan
Salman, tak menyangka bila persaudaraan Islam telah membuatnya mendapatkan
cinta yang luar biasa dari para sahabatnya. Padahal dirinya hanyalah seorag
budak yang berasal dari negeri dan budaya yang berbeda. Selanjutnya Rasulullah
membantu Salman menanam bibit-bibit pohon kurma tersebut hingga tumbuh subur
dan terakhir memberinya emas untuk dijual dan dibayarkan sebagai tebusan
terakhir.
Hingga akhirnya Salman bebas
menjadi manusia merdeka. Syukur tiada terkira kepada Allah bagi Salman yang
telah mengumpulkannya denga Rasulullah saw. juga para sahabat yang sangat
mendalam rasa persaudarannya hingga mengabaikan segala perbedaan yang ada
kecuali iman.
***Perbedaan bukan sebuah hal yang
harus membuat kita sedih kalau itu perbedaan yang baik. Yang harus membuat kita
sedih adalah kalau orang lain baik sedangkan kita berbeda karena tidak baik.
***Firman
Allah swt. “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Q.S. Al Hujurot:
13)
***Dari Abu
Hurairah ra. ia berkata, Rasulullah saw. bersabda “Sesungguhnya Allah
tidak melihat kepada jasad-jasad kalian dan tidak juga kepada rupa-rupa kalian
akan tetapi Allah melihat kepada hati-hati kalian (dan amalan-amalan kalian)”
(H R. Muslim).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mampir dan berkomentar, mohon untuk tidak meninggalkan link hidup. Terima kasih :)