Jumat, 25 Agustus 2017

BERANI BERBEDA


Rino (nama samaran) terlihat menarik diri dari teman-temannya, setelah diselidiki ternyata ia malu karena merasa berbeda dengan teman-temannya. Semua temannya memakai baju olah raga sementara dia memakai seragam batik. Setelah diselidiki lebih jauh ternyata ia selalu menarik diri bila merasa berbeda dengan teman-temannya, seperti rambutnya dipotong berbeda dengan teman-temannya yang dipotong cepak tentara. Cerita mamanya dia sekarang tidak suka bermain dengn teman sebayanya di lingkungannya karena ia pernah diejek karena tidak bisa naik sepeda seperti teman-temannya. Semenjak saat itu Rino selalu menarik diri bila merasa berbeda dari teman-temannya karena takut diejek.

***
Bunda... pernahkah melihat ananda seperti ini atau pernahkan menemukan kasus serupa di lingkungan Bunda? jika ananda ada kecenderungan seperti Rino, cobalah ceritakan kisah Salman Al Farisi berikut ini:

Salman adalah seorang keturunan bangsawan Persia beragama majusi. Hatinya yang condong untuk menemukan kebenaran membawanya pada pengembaraan yang panjang hingga tiba di kota Madinah dan pernah menjadi budak belian, hingga di kota Madinah ia bertemu dengan kebenaran Islam.   
Tentu saja ia memiliki banyak perbedaan dengan para sahabat Nabi lainnya, antara lain: rambut, wajah, bahasa, cara bicara, cara berpakaian, kebiasaan, selera, bahkan menjadi budak belian saat awal memeluk Islam, dan lain sebagainya. Semua perbedaan itu tidak membuat Salman minder bahkan ia dapat menjadi sahabat kesayangan Rosul. Perbedaan itu tidak juga mebuat sahabat rosul lainnya menyisihkan Salman, mereka menyayangi Salman tanpa memandang perbedaannya. Sebuah kisah saat penebusan dirinya dari tuannya menggambarkan persaudraan sejati mereka. Saat memeluk Islam Salman masih berstatus sebagai hamba sahaya, Ia kerap mendapat intimidasi dan siksaan. Akhirnya saat siksaan sudah tak tertanggungkan, Salman mengadu kepada Rasul yang kemudian menyarankan Salman menebus dirinya.
Masalah muncul saat tuannya setuju dengan syarat menyetorkan 300 bibit pohon kurma dan menanamnya hingga tumbuh beserta sejumlah uang. Tentu saja Salman menjadi sangat bingung, karena jangankan memiliki harta, bahkan dirinya pun sebagai budak belian adalah milik tuannya. Maka Salman pun pergi menemui Rsulullah untuk menceritakan kesepakatan dirinya dengan tuannya.
Mendengar cerita Salman, Rasulullah tahu apa yang harus diperbuat. Beliau amat tahu kedermawanan para sahabatnya, maka diajaknya para sahabat untuk membantu meringankan beban Salman. Para sahabat berlomba ingin ambil bagian dalam amal soleh ini, mereka segera mengumpulkan bibit kurma sekemampuan mereka hingga dalam waktu singkat terkumpullah 300 bibit pohon kurma.
Terharu luar biasa perasaan Salman, tak menyangka bila persaudaraan Islam telah membuatnya mendapatkan cinta yang luar biasa dari para sahabatnya. Padahal dirinya hanyalah seorag budak yang berasal dari negeri dan budaya yang berbeda. Selanjutnya Rasulullah membantu Salman menanam bibit-bibit pohon kurma tersebut hingga tumbuh subur dan terakhir memberinya emas untuk dijual dan dibayarkan sebagai tebusan terakhir.
Hingga akhirnya Salman bebas menjadi manusia merdeka. Syukur tiada terkira kepada Allah bagi Salman yang telah mengumpulkannya denga Rasulullah saw. juga para sahabat yang sangat mendalam rasa persaudarannya hingga mengabaikan segala perbedaan yang ada kecuali iman.  
***Perbedaan bukan sebuah hal yang harus membuat kita sedih kalau itu perbedaan yang baik. Yang harus membuat kita sedih adalah kalau orang lain baik sedangkan kita berbeda karena tidak baik.
***Firman Allah swt. “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Q.S. Al Hujurot: 13)
***Dari Abu Hurairah ra. ia berkata, Rasulullah saw. bersabda  “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada jasad-jasad kalian dan tidak juga kepada rupa-rupa kalian akan tetapi Allah melihat kepada hati-hati kalian (dan amalan-amalan kalian)” (H R. Muslim).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir dan berkomentar, mohon untuk tidak meninggalkan link hidup. Terima kasih :)

Me Time dengan Bonus Glazed Skin

  Pernah tidak Emak merasa sangat lelah lahir batin? Melihat segala pekerjaan rumah seperti Melihat gunungan beban. Lalu melihat anak-an...