Minggu, 27 Agustus 2017

MEMBALAS KEBURUKAN DENGAN DOA KEBAIKAN


Saat berkumpul mendengarkan cerita ibu guru. beberapa anak membuat ulah. Rara mengata-ngatai Titi gendut, Riyan mengganggu Dani, Agus mengganggu Rina. Hampir saja suasana menjadi rebut karena yang merasa tersakit mau membalas perlakuan temannya. Ibu guru membujuk anak-anak agar mau membalas keburukan temannya dengan doa kebaikan dan mengganti cerita dengan kisah sahabat Nabi

KISAH
Sahabat karib Rosululloh saw. Abu Bakar As Shidiq memiliki sebidang tanah yang bersebelahan dengan tanah milik Rabi’ah bin Ka’ab. Sebuah pohon kurma yang bagus tumbuh diantara kedua bidang tanah mereka. Keduanya sama-sama yakin bahwa pohon kurma itu milik dirinya.
            Abu Bakar berkata, “Pohon itu tumbuh di tanahku.”
            Namun Rabi’ah pun yakin, “Tidak, pohon kurma itu tumbuh di tanahku.”
            Dialog berubah menjadi adu mulut dan semakin memanas hingga pertengkaran terjadi. Emosi memenuhi hati keduanya hingga tanpa sadar Abu Bakar memaki Rabi’ah. Namun kelembutan hati Abu Bakar yang terkenal itu segera membuatnya tersadar dan amat menyesal karena hanya karena urusan sebatang pohon kurma telah membuatnya menyakiti hati sahabatnya.
            Dengan penuh penyesalan Abu Bakar berkata, “maafkan aku, sahabatku Rabi’ah. Sekarang aku mohon makilah aku sebagai balasan perbuatanku barusan.”
            Tentu saja Rabi’ah tak mau melakukan apa yang diminta Abu bakar walau Abu Bakar berkali-kali memintanya. Bagaimana ia bias memaki Abu Bakar yang sebenarnya sangat ia hormati itu. Hanya karena terbawa emosilah yang membuatnya terlibat pertengkaran dengan mertua Rasulullah saw. itu. Akhirnya Rabi’ah dan Abu Bakar menemui Rasulullah saw. Abu Bakar menceritakan masalah mereka kepada beliau bukan untuk mengadukan Rabi’ah melainkan mencari penyelesaian dari masalah mereka terutama apa yang harus dia lakukan untuk menebus kesalahannya kepada Rabi’ah.
            Rasulullah bertanya kepada Rabi’ah, “apa yang terjadi antara engkau dan Abu Bakar, ya Rai’ah?”
            “Ya Rasul, Abu Bakar memintaku untuk memakinya sebagai balasan dari makiannya kepadaku, namun aku tidak mau,” jawab Rabi’ah.
            Dengan tersenyum Rasulullah saw. memandang sahabatnya itu. “Engkau benar, ya Rabi’ah. Jangan membalas perkataan yang buruk dengan perkataan yang buruk pula. Sebaiknya engkau katakana. Allah memaafkanmu, Abu Bakar.”
            Mendengar nasehat Rasul yang mulia, Rabiah segera berkata, “Allah mmaafkanmu, Abu Bakar.”
            Abu Bakar yang berhati sangat lembut itu menangis haru mendengar perkataan Rabiah. “Trima kasih, Rabi’ah…terima kasih, Rabi’ah…” katanya berulang-ulang. Tidak tersisa lagi pertengkaran kedua sahabat mulia itu dan tanpa menyisakan sakit hati. 
***“Balaslah perbuatan buruk mereka dengan yang lebih baik. Kami lebih mengetahui apa yang mereka sifatkan.” (Q.S. Al-Mu’minun: 96).

***Hadits dari Uqbah bin Amir, dia berkata: “Rasulullah SAW bersabda, “wahai Uqbah, bagaimana jika kuberitahukan kepadamu tentang akhlak penghuni dunia dan akhirat yang paling utama? Hendaklah engkau menyambung hubungan persaudaraan dengan orang yang memutuskan hubungan denganmu, hendaklah engkau memberi orang yang tidak mau memberimu dan maafkanlah orang yang telah mendzalimimu.” (HR.Ahmad, Al-Hakim dan Al-Baghawy).

Jumat, 25 Agustus 2017

MENDOAKAN ORANGTUA


Saat selesai shalat dluha anak-anak diminta untuk berdoa kebaikan dunia akhirat dan doa kepada orang tua. Bu guru bertanya, “Siapa yang suka mendoakan orang tua?” ternyata sedikit sekali anak yang suka mendoakan orang tua. Bu guru mengatakan bahwa mendoakan orang tua adalah tanda kita menyayangi orang tua dan cara membalas kasih saying orang tua adalah dengan mendoakannya. Anak-anak kemudian diminta menyebutkan apa saja bukti kasih saying orang tua kepada kita. Dan mereka menemukan banyak sekali bukti kasih sayang orang tua.

***

Bunda...apakah ananda rajin mendoakan ayah dan bundanya? apakah Bunda sendiri sering mencontohkan mendoakan orang tua? Ceritakan yuk kisah berikut untuk memupuk kecintaan ananda pada orangtuanya.

***

Tersebutlah kisah dua orang keluarga hidup bertetangga pada zaman nabi Daud as. Karena bertetangga dan memiliki anak sebaya maka mereka sering mengasuh bersama-sama atau berjalan-jalan keluar rumah bersama-sama.
Pada suatu hari yang tak pernah terlupakan, mereka tengah asyik bermain gembira. Rupanya anak-anak bermain agak jauh dari pengawasan ibu mereka hingga tanpa disadari bahaya besar mengintai yakni seekor serigala yang lapar. Setelah menerkan salah seorang anak, serigala pun dengan cepat meninggalkan tempat itu.
“Oh, masya Allah! Anakmu diterkam serigala!” teriak ibu yang lebih muda saat ia mendengar jeritan seorang anak dan melihat seekor serigala berlalu dari sana.
Tentu saja ibu yang lebih tua menjadi shock, namun ia segera membantah, “tidak, bukan anakku, anakmulah yang diterkam serigala.”
Tak ada yang mau mengalah, mereka terus menerus berbantahan dan mengaku bahwa anak temannyalah yang diterkam serigala. Karena masing-masing bersikeras, maka untuk mendapatkan keadilan mereka pun menghadap Nabi Daud as. dan mengadukan persoalan mereka. Di depan Nabi Daud as. keduanya masih bersikukuh mengaku bahwa yang diterkam serigala adalah anak temannya dengan suara yang sama-sama meyakinkan dan dengan wajah yang sama-sama penuh air mata juga sama-sama mengingnkan anak yang tertinggal membuat Nabi Daud as. kebingungan.
Putra Nabi Daud as. yakni Nabi Sulaiman as. yang saat itu masih muda ingin ikut berpendapat dan dengan senang hati Nabi Daud yang tahu kecerdasan putranya itu pun mengizinkan. Dengan serius dan seolah bingung untuk memutuskan perkara, Nabi Sulaiman mendengarkan cerita mereka. Akhirnya beliau berkata, “karena kalian berdua bersikeras dan sama-sama menginginkan maka tolong ambil pedang dan akan aku belah dua anak ini dan akan member kalian masing-masing setengah bagian.”
Mendengar keputusan Nabi Sulaiman, ibu yang lebih muda dengan serta merta menjerit, “jangan lakukan itu wahai Nabi Allah. Biarkan anak ini diambil olehnya. Anak ini memang anaknya.” Ia pun lalu menangis dengan pilunya.
Sementara ibu yang lebih tua tidak berkata apa-apa, namun ia terlihat senang saat mendengar perkataan temannya yang menegaskan bahwa anak yang masih hidup adalah anaknya.
Nabi Sulaiman yang mengamati semua kejadian dengan seksama segera meletakkan pedangnya dan memangku serta menyerahkan anak itu pada ibu yang lebih muda. Beliau yakin bahwa seorang ibu sejati tidak akan pernah rela membiarkan anaknya tersakiti walau sedikit. Seorang ibu sejati lebih memilih menderita berjauhan dengan anaknya demi melindungi sang anak dari marabahaya. Maka pulanglah ibu yang lebih muda penuh rasa bahagia karena dapat berkumpul kembali dengan buah hatinya. Sementara ibu yang lebih tua harus menanggung akibat perbuatannya yakni menipu.
*** “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orangtuanya, ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, & melahirkannya dengan susah-payah (pula).” (Al-Ahqaf: 15)
***Hadits dari   Abdullah ibnu Masu’dz ra. Ia berkata: ِ
Aku bertanya kepada Nabi, “Amalan apakah yang paling dicintai oleh Allah?” Beliau  menjawab, “Shalat pada waktunya.” Aku berkata, “Kemudian apa?” Nabi menjawab, “Berbakti kepada orangtua.” Aku berkata, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Kemudian jihad di jalan Allah.” (HR. Al-Bukhari & Muslim)

ILMU SELEZAT DURIAN

Akhir-akhir ini Irfan sering kali mengatakan besok tidak akan sekolah atau bertanya apakah besok libur kepada mamanya. jik ditanya mamanya, ada saja alasan yang dilontarkan Irfan dan semuanya tampak mengada-ada. Nampaknya ia mengalami kebosanan. 
Di sekolah pun Irfan lebih sering berlari kesana kemari atau ngobrol dengan teman-temannya dari pada ikut belajar. Ia baru mau belajar bila dilakukan di luar kelas sambil bermain. Ia yang biasanya mudah dinasihati guru sekarang jadi agak susah mendengarkan.

***

Mungkin Bunda pernah mendapati ananda berperilaku seperti Irfan. Hal ini memang wajar jika sesekali terjadi pada anak-anak terutama anak kecil. Wajar bukan berarti bisa dibiarkan begitu saja ya, Bunda. Ananda tetap harus dimotivasi dan diberi pengertian agar kembali bersemangat. Semangat berusaha!

***

Irfan adalah seorang murid yang rajin dan pandai. Suatu hari ia mengalami kejenuhan dalam belajar dan selalu ingin bolos sekolah. Hatinya tak tergerak sedikitpun untuk menyenangi pelajarannya kembali. Hal tersebut tentu saja membuat heran orang tua juga guru-gurunya. Seorang guru yang bijak pada suatu hari mengajak Irfan untuk berjalan-jalan di kebun yang penuh dengan berbagai macam buah-buahan. Saat asyik berjalan-jalan sambil bercengkrama, tiba-tiba mereka menemukan sebuah durian dengan duri-durinya yang sangat tajam.
Irfan yang memang sangat menyukai durian itu cepat-cepat berusaha memungut durian itu. Pak guru mencegahnya dan berkata, "Hei, awas! Apa kamu tidak lihat duri-duri buah itu yang sangat tajam laksana jarum?"
Irfan menjawab santai, "Benar aku lihat duri itu, tapi di dalamnya ada buah yang sangat lezat. Kita tak akan dapat mengambilnya jika tidak rela merasakan sakit saat membukanya."
Sang guru yang bijak pun tersenyum, "Engkau benar, akan tetapi andai kau mengamati isi ucapanmu niscaya kau akan melihat bahwa lisanmu itu menyindir seseorang yang ada dibalik bajumu…bukankah engkau yang berhenti dari menuntut ilmu dan mengunci hasratmu? Tidakkah engkau tahu bahwa dalam ilmu itu terdapat kelezatan yang sangat besar, seseorang tidak akan dapat merasakannya kecuali setelah merasakan pahitnya siksaan? Maka ambillah pelajaran, wahai anakku, dan bersabarlah atas kelelahan belajar, maka sesungguhnya mencarinya, meskipun sulit, akan tetapi memberikan jaminan bagimu kebaikan yang banyak."

***"Katakanlah!Adakah sama antara orang yang berilmu dan orang yang tidak berilmu?" ( QS.Az-Zumar: 9)
***Kelebihan seorang alim (ilmuwan) terhadap seorang ‘abid (ahli ibadah) ibarat bulan purnama terhadap seluruh bintang. (HR. Abu Dawud )

MENJAGA AMANAH


Sebelum sekolah Maya diberi uang untuk membayar ojeg saat pulang sekolah karena ibunya tak bisa menjemput. Di sekolah, Maya yang senang membawa uang cukup banyak untuk ukurannya, memamerkannya kepada teman-temannya. Kemudian dua orang temannya meminjam uangnya dengan setengah memaksa. Akhirnya Maya pulang dengan ojek dibayar di rumah. Maka karena ketidak amanahannya itu sang ibu memberinya sanksi berupa pemotongan uang jajan dan ia harus mau mengambil kembali uang amanah ibunya itu dari teman-teman yang meminjamnya meski ia merasa malu. Sang ibu berpendapat, Maya harus dididik mengenai keharusan menjaga amanah, dan ia dapat belajar dari peristiwa tersebut.

***

Pernahkah Bunda menemukan kasus serupa terjadi pada ananda? Menjaga amanah merupakan hal yang penting untuk dipelajari oleh ananda sejak dini. Bunda juga bisa memanfaatkan kisah untuk mengajarkan kepada annada.

***

Tersebutlah kisah seorang hakim yang bijaksana dan kaya raya bernama Nuh bin Maryam. Diantara kekayaannya ia memiliki putri shalehah juga kebun kurma dan anggur. Kebun anggur dan kurma itu dijaga oleh seorang pemuda bernama Mubarok. Tugas Mubarok adalah menjaga dan mengelola kebun-kebun itu sebaik-baiknya dan memang selama ini ia melkukan tugasnya dengan sangat baik.
            Suatu hari Nuh bin Maryam meminta Mubarok memetik anggur yang matang untuknya. Mubarok pun memetiknya. Namun saat dimakan, anggur itu rasanya masam, “Ini rasanya masam sekali, ambilkan anggur yang manis, Mubarok.”
            Mubarok pun mengambil lagi anggur, namun kali ini pun rasanya masam pula. Demikian berulang-ulang hingga Nuh bin Maryam menjadi kesal, ia berkata, “Aduh Mubarok, begini banyak anggur di kebunku, mengapa kau pilihkan yang masam terus? Mengapa kau tidak mengambilkanku yang manis?”
            Mubarok menjawab dengan polos, “Maaf tuan, tapi saya tak dapat membedakan mana buah yang manis dan yang masam.”
            Tentu saja Nuh keheranan, bagaiman mugkin tukang kebunnya selama bertahun-tahun ini tak dapat membedakan mana buah yang manis dan masam. Ia pun bertanya dan keheranan berubah menjadi takjub mendengar jawabab Mubarok, “Tuan, saya tidak pernah mencicipi buah-buah di kebun satu pun, karena tuan hanya menugaskan saya untuk mengelolanya bukan memakannya. Maka saya lakuan tugas saya sebaik-baiknya tanpa pernah terpikir untuk mngkhianati amanah tuan.”
            Tertegun hakim yang bijak itu mendengar pengakuan tukang kebunnya. Kejujurannya demikian mempesona hatinya. Sifat amanah dan ketakwaannya menarik hatinya untuk menjadikan pemuda ini sebagai menantunya. Baginya ketakwaan dan sifat-sifat baik pemuda ini lebih mempesonanya daripada kekayaan dan kebangsawanan para pelamar putrinya yang lain.
            Nuh segera bermusyawarah dengan istri dan putrinya dan menceritakan sifat Mubarok. Istri dan putrinya setuju untuk menjadikan Mubarok menantu di rumah itu. Dan Mubarok tentu saja senang.
            Berkat sifat amanahnya kini Mubarok mendapat banyak kenikmatan dunia, istri cantik nan salehah, harta yang baik dan banyak, mertua yang menyayangi dan kemudian seorang anak cerdas dan soleh yang dikemudian hari menjadi ulama terkenal bernama Ibnu Mubarok.
            ***“Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi” (QS. Al-Mukminun: 8-10)
            ***“Tidak ada iman bagi orang yang tidak amanah dan tidak ada agama bagi orang yang tidak memegang janji.” (HR. Ahmad) 

TETESAN AIR PADA BATU


Perlu perjungan ekstra untuk guru membujuk Roni belajar menulis atau Iman belajar membaca huruf hijaiyyah. Roni sering beralasan mudah cape saat menulis. Maka dapat membuat ia mau belajar menulis dan mempertahankan ia menulis hingga selesai adalah kebahagiaan tersendiri bagi guru. Lain halnya dengan Iman, saat belajar membaca huruf hijaiyyah ia hanya mau huruf awal-awal karena menurutnya setengah huruf terakhir sulit sekali. Akibatnya ia makin kesulitan karena tidak mau mengulang belajarnya. Sebenarnya mereka berdua anak-anak yang cerdas, mereka hanya memerlukan ketekunan dalam dua hal itu, karena pelajaran lainnya mereka dapat mengikuti dengan baik.

***

Apakah Bunda pernah mendapati ananda mengalami kasus serupa? sebaiknya Bunda meningkatkan kesabaran serta jangan menyerah untuk mendampingi ananda belajar. Insya Allah, kesabaran dan ketekunan itu suatu saat akan membuahkan hasil yang membahagiakan. Selamat berjuang!

***

Ibnu Hajar, pada waktu mudanya mengalami kesulitan dalam belajar. Menghafal Al Quran atau hadits sulit masuk, membaca kitab susah, memahami penjelasan guru silit faham, intinya ia kesulitan dalam segala hal yang berhubungan dengan pelajaran hingga dicap anak yang bodoh. Sekian lama mencoba namun ia tetap ketinggalan pelajaran. Saat teman-temannya sudah belajar sepuluh kitab, ia satu pun belum tamat. Akhirnya dengan berat hati gurunya mengemblikan Ibnu Hajar pada orang tuanya.
            Sedih sekali perasaan Ibnu Hajar hingga ia perlu berjalan-jalan. Saat berjalan sediri itu ia mendapati sebuah batu yang berlubang karena tetesan air. Tetesannya kecil saja namun karena ditetesi terus menerus, maka dapat membuat batu itu berlubang.
            Ibnu Hajar merasa dirinya terinsfirasi oleh tetesan air yang menyebabkan batu berlubang itu. Ia berfikir bahwa jika ia setiap saat memasukkan ilmu ke dalam otaknya, maka pastilah lama kelamaan akan cerdas juga. Berbekal keyakinan seperti itu, ia segera menemui gurunya dan menceritakan pengalamannya dan gurunya pun memberinya kesempatan. Benar saja, berkat ketekunannya mencari ilmu, akhirnya Ibnu Hajar berhasil menjadi seorang ulama besar.
***“Wahai manusia, sesungguhnya ilmu hanya didapatkan dengan belajar (mengaji) dan faham agama itu hanya diperoleh dengan mencari kefahaman. Dan barang siapa yang Alloh menghendaki baik padanya, maka Alloh akan memberikan kefahaman dalam urusan agama, dan sesungguhnya yang takut kepada Alloh hanya hamba-hamba Alloh yang berilmu” (HR. At Tobroni)
***. Dari Anas ra., dari Nabi SAW, beliau menceritakan yang difirmankan oleh Tuhan Yang Mahamulia lagi Mahaagung : “Apabila seseorang mendekatkan diri kepada-Ku sejengkal, maka Aku mendekat sehasta, apabila ia mendekatkan diri kepada-Ku sehasta, maka aku mendekat sedepa, dan apabila ia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku datang dengan berlari .” (HR.Bukhari)
***Firman Allah, “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.(QS. Al-Mujaadilah: 11)

KEJUJURAN YANG MENGINSFIRASI


Riyadh marah saat Suci menuduhnya menjatuhkan Rino sampai menangis. Saat ibu guru mengkonfirmasi ke anak yang lain ternyata Suci sendiri pelakunya. Ini bukan kal pertama Suci berbohong. Beberapa bulan yang lalu Suci menuntut pada ibu guru agar memita semua teman meminta maaf kepadanya dengan alasan semua temannya telah melemparinya dengan bola mainan. Bahkan Suci berbohong dengan membawa nama ayahnya. Menurut Suci, ia telah bicara pada ayahnya dan ayahnya menyuruh Suci meminta semua temannya meminta maaf padanya. Menjelang pulang sekolah ibu guru mengkonfirmasi tuduhan Suci pada semua sisiwa dan ternyata dari semua temannya yang dituduh telah melempari Suci bola hanya tiga orang siswa yang terbukti bersalah.

***

Apakah Bunda pernah menemukan kasus serupa? ataukah Bunda ingin menanamkan kejujuran pada diri buah hatinya? kisah berikut ini sangat bagus sekali untuk dijadikan teladan.

***

Seorang ulama yang sangat terkenal, Abdul Qodir Jailani, pada masa mudanya adalah seorang anak yatim. Namun ia cerdas dan rajin menuntut ilmu. Suatu hari, dengan tekad yang kuat diiringi restu ibunya ia akan pergi ke Baghdad untuk mencari ilmu. Ibunya kemudian menitipkannya bersama kafilah dagang yang akan berangkat ke kota Baghdad.
            Sebelum berangkat, ibunya membekali Abdul Qadir 40 uang emas yang dijahit di dalam bajunya supaya aman. Karena Baghdad kota yang jauh maka ibunya member nasehat-nasehat kepada Abdul Qadir dan diantara nasehatnya adalah apapun yang terjadi, ia harus berlaku jujur, walaupun tampaknya kejujuran itu akan merugikan dirinya. Sebagai anak yang soleh dan berbakti, ia sangat mencamkan nasihat ibundanya.
            Tiba-tiba, di tengah perjalanan kafilah dagang itu dicegat para perampok. Semua tempat digeledah, semua barang berharga diambil dan tentu saja semua anggota rombongan ketakutan. Melihat Abdul Qadir yang terlihat tak punya apa-apa, perampok itu hanya membiarkannya. Namun seorang perampok iseng-iseng bertanya, “Hai anak muda, apakah kamu memiliki sesuatu yang berharga?”
            Karena ingat pesan ibunya, Abdul Qadir pun menjawab, “Ya, saya punya.”
Namun perampok itu terlihat antara heran dan tak percaya, “Mana? Aku tak melihatnya.”
            Abdul Qadir menjawab, “Ini, dijahit di dalam bajuku.”
            Perampok itu memeriknya ke dalam bajunya dan menemukan 40 uang emas. Ia bertanya dengan diliputi rasa heran, “Hai anak muda, mengapa kamu mengatakannya? Padahal kalau kamu bohongpun tak aka nada yang mengira kalau kamu memiliki uang emas di dalam bajumu.”
            Abdul Qadir menjawab dengan jujur, “Ibuku berpesan agar aku selalu menjaga kejujuran, meski kejujuran itu akan merugikanku.”
            Mendengar jawaban Abdul Qadir, para perampok itu terheyak, mereka seakan-akan disadarkan pada perilaku merugikan orang lain yang selama ini mereka jalani. Akhirnya para perampok itu pun bertaubat.

***Hadits Nabi saw: “Sesungguhnya jujur itu membawa kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga, sesungguhnya orang yang berkata benar maka orang tersebut dicatat sebagai orang yang paling jujur. Sesungguhnya dusta itu membawa kepada kejahatan dan kejahatan itu mengantarkan ke neraka dan orang yang dusta maka akan ditulis di sisi Allah sebagai orang yang paling dusta” (HR. Bukhari)
***Firman Allah swt., “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan hendaklah bersama-sama orang yang jujur” (At-Taubah:119)
  

BERANI BERBEDA


Rino (nama samaran) terlihat menarik diri dari teman-temannya, setelah diselidiki ternyata ia malu karena merasa berbeda dengan teman-temannya. Semua temannya memakai baju olah raga sementara dia memakai seragam batik. Setelah diselidiki lebih jauh ternyata ia selalu menarik diri bila merasa berbeda dengan teman-temannya, seperti rambutnya dipotong berbeda dengan teman-temannya yang dipotong cepak tentara. Cerita mamanya dia sekarang tidak suka bermain dengn teman sebayanya di lingkungannya karena ia pernah diejek karena tidak bisa naik sepeda seperti teman-temannya. Semenjak saat itu Rino selalu menarik diri bila merasa berbeda dari teman-temannya karena takut diejek.

***
Bunda... pernahkah melihat ananda seperti ini atau pernahkan menemukan kasus serupa di lingkungan Bunda? jika ananda ada kecenderungan seperti Rino, cobalah ceritakan kisah Salman Al Farisi berikut ini:

Salman adalah seorang keturunan bangsawan Persia beragama majusi. Hatinya yang condong untuk menemukan kebenaran membawanya pada pengembaraan yang panjang hingga tiba di kota Madinah dan pernah menjadi budak belian, hingga di kota Madinah ia bertemu dengan kebenaran Islam.   
Tentu saja ia memiliki banyak perbedaan dengan para sahabat Nabi lainnya, antara lain: rambut, wajah, bahasa, cara bicara, cara berpakaian, kebiasaan, selera, bahkan menjadi budak belian saat awal memeluk Islam, dan lain sebagainya. Semua perbedaan itu tidak membuat Salman minder bahkan ia dapat menjadi sahabat kesayangan Rosul. Perbedaan itu tidak juga mebuat sahabat rosul lainnya menyisihkan Salman, mereka menyayangi Salman tanpa memandang perbedaannya. Sebuah kisah saat penebusan dirinya dari tuannya menggambarkan persaudraan sejati mereka. Saat memeluk Islam Salman masih berstatus sebagai hamba sahaya, Ia kerap mendapat intimidasi dan siksaan. Akhirnya saat siksaan sudah tak tertanggungkan, Salman mengadu kepada Rasul yang kemudian menyarankan Salman menebus dirinya.
Masalah muncul saat tuannya setuju dengan syarat menyetorkan 300 bibit pohon kurma dan menanamnya hingga tumbuh beserta sejumlah uang. Tentu saja Salman menjadi sangat bingung, karena jangankan memiliki harta, bahkan dirinya pun sebagai budak belian adalah milik tuannya. Maka Salman pun pergi menemui Rsulullah untuk menceritakan kesepakatan dirinya dengan tuannya.
Mendengar cerita Salman, Rasulullah tahu apa yang harus diperbuat. Beliau amat tahu kedermawanan para sahabatnya, maka diajaknya para sahabat untuk membantu meringankan beban Salman. Para sahabat berlomba ingin ambil bagian dalam amal soleh ini, mereka segera mengumpulkan bibit kurma sekemampuan mereka hingga dalam waktu singkat terkumpullah 300 bibit pohon kurma.
Terharu luar biasa perasaan Salman, tak menyangka bila persaudaraan Islam telah membuatnya mendapatkan cinta yang luar biasa dari para sahabatnya. Padahal dirinya hanyalah seorag budak yang berasal dari negeri dan budaya yang berbeda. Selanjutnya Rasulullah membantu Salman menanam bibit-bibit pohon kurma tersebut hingga tumbuh subur dan terakhir memberinya emas untuk dijual dan dibayarkan sebagai tebusan terakhir.
Hingga akhirnya Salman bebas menjadi manusia merdeka. Syukur tiada terkira kepada Allah bagi Salman yang telah mengumpulkannya denga Rasulullah saw. juga para sahabat yang sangat mendalam rasa persaudarannya hingga mengabaikan segala perbedaan yang ada kecuali iman.  
***Perbedaan bukan sebuah hal yang harus membuat kita sedih kalau itu perbedaan yang baik. Yang harus membuat kita sedih adalah kalau orang lain baik sedangkan kita berbeda karena tidak baik.
***Firman Allah swt. “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Q.S. Al Hujurot: 13)
***Dari Abu Hurairah ra. ia berkata, Rasulullah saw. bersabda  “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada jasad-jasad kalian dan tidak juga kepada rupa-rupa kalian akan tetapi Allah melihat kepada hati-hati kalian (dan amalan-amalan kalian)” (H R. Muslim).

Selasa, 15 Agustus 2017

SERANGGA YANG TERJERAT

1.       

Beberapa ekor serangga tengah bermain di sebuah taman bunga yang indah. Tiba-tiba mereka merasa tertarik dengan keindahan tumbuhan Venus yang merah merekah. “Hei, kawan-kawan, ayo kita kesana,” teriak Angga Serangga yang paling lincah. Tumbuhan Venus memang menggiurkan, berbentuk menyerupai buku yang terbuka. warna bagian dalamnya merah menawan, sangat menarik perhatian Angga, ditambah pada bagian tengah daunnya keluar aroma sedap diiringi keluarnya kelenjar disekelilingnya, membuat serangga semakin penasaran ingin hinggap.
 Venus merasa amat senang karena sebentar lagi ia akan segera makan enak. Karena nampaknya perangkapnya akan segera mengenai sasaran.  Angga  terkecoh oleh tumbuhan Venus. Tampilan Venus beraroma khasnya memang selalu mampu memancing serangga untuk menghampiri dan hinggap di tubuh Venus. Dengan tanpa curiga sedikitpun, Angga mendekat tanpa merasa curiga padahal bahaya sedang mengintainya. Dengan nyaman Angga hinggap di atas Venus. Namun kenyamanannya tak berlangsung lama, ia begitu terkejut karena dengan kecepatan yang tinggi
 Venus bergerak melipat dan menutup rapat daun-daunnya hingga Angga yak sempat minta tolong pada teman-temannya yang tengah asyik bermain. Katup yang terdapat di tubuh Venus seperti bertaring laksana mulut suatu hewan. Gerakan tutup katupnya  membuat Angga terperangkap di antara daun-daun. Katup ini semakin lama semakin erat japitannya. Gerakan-gerakan Angga yang hendak membebaskan diri justru membuat daun semakin erat mengapit.
Venus lantas mengeluarkan cairan penghancur dan pelarut daging. Dalam waktu yang cepat, Venus melumat mangsanya sampai hancur seperti bubur lalu melahapnya dengan nikmat. Tingallah teman-teman Angga yang kebingungan karena temannya menghilang tanpa jejak.


 
                       *** Allah Swt. Seperti firman Allah: Dan berapa banyak binatang yang tidak dapat membawa rizkinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Ankabuut, 29:60) 

RARA MERAK YANG BERSEDIH


Seekor merak yang cantik bernama Rara menari-nari gembira di sebuah hutan. Ekornya panjang berwarna-warni apalagi saat tertimpa sinar matahari. Hewan-hewan lain ikut senang memandang bulu-bulunya yang indah. Namun beberapa saat kemudian ia menjadi sangat sedih saat matanya tertumbuk pada kakinya yang kecil dan hitam. “mengapa Allah tidak membuat kakiku indah seperti bagian lain tubuhku?” pikirnya sedih. Hewan-hewan lain menjadi bingung dengan perubahan suasana hati merak yang sangat drastis tersebut.
Seekor kura-kura mendekatinya dan bertanya, “mengapa kamu tiba-tiba bersedih padahal tadi kami melihatmu menari dengan gembira hingga hewan-hewan lainpun ikut bergembira?”
Masih tetap bersedih Rara Merak menjawab, “Engkau benar sahabatku Kukuk Kura-kura, setiap membentangkan bulu-buluku yang cantik hatiku selalu merasa gembira dan ingin menari-nari, namun setiap menatap kakiku yang kecil dan hitam aku selalu menjadi sedih, mengapa Allah tidak membuat kakiku seindah bulu-buluku?”
Kukuk Kura-kura yang  bijak itu berkata, “astagfirulloh Rara, mengapa engkau lebih focus pada kekurangan yang membuatmu bersedih? Mengapa tidak focus saja memperhatikan kelebihanmu yang membuatmu selalu bersyukur? Ingatlah kawan, semua makhluk diciptakan dengan kelebihan dan kekurangannya, tak ada yang sempurna.”
***Firman Allah swt., “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu,m dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat) -Ku. (QS. Al Baqarah:152)

***Hadits dari Ummu Al-Ala', dia berkata : "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjengukku tatkala aku sedang sakit, lalu beliau berkata. 'Gembirakanlah wahai Ummu Al-Ala'. Sesungguhnya sakitnya orang Muslim itu membuat Allah menghilangkan kesalahan-kesalahan, sebagaimana api yang menghilangkan kotoran emas dan perak". ( Abu Daud)

KISAH SEORANG LAKI-LAKI, SINGA DAN BERUANG DI DALAM SUMUR


Seorang laki-laki tengah mencari kayu bakar di tengah hutan, tiba-tiba ia melihat seekor singa tengah mengendap-ngendap. Spontan, ia berlari lintang pukang sekuat tenaga hingga saking takutnya ia tak melihat bahwa di depannya ada sebuah sumur kering maka ia pun jatuh ke dalamnya. Betapa kagetnya si lelaki saat dirinya terjatuh ke dalam sumur yang lumayan dalam dan bertambah kekagetannya karena ternyata di dalam sumur ada seekor beruang yang juga terjatuh. Belum hilang kekagetan si lelaki dan juga beruang, tiba-tiba singa yang tadi mengejar si lelaki pun ikut terjatuh pula ke dalam sumur. Maka jadilah mereka bertiga berhimpitan di dasar sumur.
Bukan kepalang takutnya si lelaki mendapati dirinya berada tanpa jarak dengan dua ekor binatang buas apalagi saat didengarnya singa itu berkata pada beruang, “wahai beruang teman baruku, aku merasa sangat lapar, aku piker kamu juga demikian. Bagaimana pendapatmu bila kita makan saja orang ini, nampaknya cukup untuk menghilangkan lapar kita berdua.”
Mendengar perkataan singa, beruang yang bijak itu menjawab, “maaf bila aku tidak sependapat denganmu. Memang benar dengan memakan lelaki ini lapar kita akan hilang. Namun kita tidak tahu akan berapa lama kita berada dalam sumur ini dan kita tidak tahu apa yag akan kita lakukan saat rasa lapar kembali menyerang.”
“Lalu bagaimana idemu?” potong singa dengan tidak sabar.
“Menurutku kita harus berjanji pada lelaki ini untuk tidak memakannya dengan catatan ia harus mencari cara untuk mengeluarkan kita dari sini. Karena bukankah setiap manusia dikaruniai otak oleh Allah?”
Singa setuju. Maka singa dan beruang segera bersumpah pada si lelaki untuk tidak memakannya. Si lelaki segera berfikir untuk membuat mereka bertiga keluar dari sumur tersebut, dan setelah berdoa dan menggunakan otaknya dengan sungguh-sungguh ia pun berhasil.
***Firman Allah swt. “Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang shaleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan". Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir bagi orang yang mau berpikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (adzab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang dzalim seorang penolongpun.” (QS. Faathir:37)
***Dan Dia menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) dari-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir. (Q.S. Al Jaatsiyah [45]: 13)

                        ***“Berpikir sesaat lebih utama daripada ibadah setahun.” (HR. Ibnu Hibban)

RAJA YANG MEMBANTU MELAHIRKAN


Seperti malam-malam sebelumnya, saat semua orang terlelap dibalik selimut tebal mereka, khalifah Umar bin Khattab berkeliling mengitari rumah penduduk. Badannya yang gagah tinggi besar dipadukan dengan hati yang sangat mencntai rakyatnya membuat Umar ringan dan mantap melangkahkan kaki.
            Malam itu dari ia melihat nyala api kecil dan rintihan seorang wanita yag sangat lirih. Rupanya nyala api dan rintihan itu dating dari sebuah tenda sederhana. Di depan tenda itu Umar menemukan seorang laki-laki yang tengah mondar-mandir dengan wajah kebingungan. Umar pun bertanya apa gerangan yang terjadi? Rupanya rintihan di dalam tenda itu keluar dari mulut istri sang lelali yang tengah kesakitan karena akan melahirkan. Sebagai pendatang dan miskin pula ia tidak tahu harus berbuat apa saat istrinya mau melahirkan di malam hari itu. Sang khalifah segera tanggap apa yang harus dilakukannya 1untuk menolong suami istri tersebut. Ia segera pulang menemui istrinya, Ummu Kultsum. “Wahai istriku, ada seorang istri yang butuh bantuan untuk melahirkan, apakah engkau akan mengambil lading pahala ini?” tanyanya. Sebagai istri solehah tentu saja Ummu Kultsum menyambut gembira tawaran itu meski harus menembus dinginnya malam. Umar segera menyiapkan bahan-bahan makanan sementara sang istri menyiapkan keperluan persalinan.
            Tanpa canggung di tenda lelaki pendatang itu khalifah segera menyalakan api dan mulai memasak sementara sang istri membantu persalinan. Terharu tiada terkira hati sang lelaki miskin, mendapati orang-orang yang rela menolong tanpa pamrih di tengah dinginnya malam pada orang yang tidak dikenal pula. Ia berkata pada Umar, “Engkau sungguh lebih pantas menjadi khalifah karena kebaikanmu.”
            Tiba-tiba dari dalam tenda terdegar tangisan bayi disusul dngan suara Ummu Kultsum, “Wahai Amirul mukminin, beritahukan temanmu bahwa bayinya telah lahir dengan selamat.”
            Terkejut luar biasa sang lelaki saat mengetahui bahwa ternyata yang dihadapannya itu adalah khalifah Umar bin Khattab sendiri. Ia segera meminta maaf dengan sungguh-sungguh. Umar menenangkan lelaki itu dan mengatakan bahwa esok hari sang lelaki diminta mendatangi baitul maal untuk mendapatkan bantuan negara.

***Allah swt berfirman, “Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kami lah mereka selalu menyembah.” (QS. Al Anbiya: 73)

                        ***Abu maryam al’ azdy r.a berkata kepada muawiyah: saya telah mendengar rasulullah saw bersabda: siapa yang diserahi oleh allah mengatur kepentingan kaum muslimin, yang kemdian ia sembunyi dari hajat kepentingan mereka, maka allah akan menolak hajat kepentingan dan kebutuhannya pada hari qiyamat. Maka kemudian muawiyah mengangkat seorang untuk melayani segala hajat kebutuhan orang-orang (rakyat). (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

CANDA NABI TANPA DUSTA

  
Rasulullah Muhammad saw. adalah orang yang sangat menyayangi para sahabatnya akrab dengan mereka dan suka bercanda untuk menghangatkan suasana, namun dalam bercanda pun beliau tak pernah berdusta.  
            Seorang sahabat mendatangi Rasulullah saw, dan dia meminta agar Rasulullah saw. membantunya mencari unta untuk memindahkan barang-barangnya.
Rasulullah berkata: “Kalau begitu kamu pindahkan barang-barangmu itu ke anak unta di seberang sana”.
Sahabat bingung bagaimana mungkin seekor anak unta dapat memikul beban yang berat. Maka ia pun bertanya,
“Ya Rasulullah, apakah tidak ada unta dewasa yang sekiranya sanggup memikul barang-barang ku ini?”
Rasulullah menjawab, “Aku tidak bilang anak unta itu masih kecil, yang jelas dia adalah anak unta. Tidak mungkin seekor anak unta lahir dari ibu selain unta”
Sahabat tersebut pun tersenyum dan dia-pun mengerti canda Rasulullah.
             Seorang sahabat bernama Zahir, dia agak lemah daya pikirannya. Namun Rasulullah mencintainya, begitu juga Zahir sangat mencintai Rasulullah saw. Zahir ini sering menyendiri menghabiskan hari-harinya di gurun pasir. Sehingga, kata Rasulullah, “Zahir ini adalah lelaki padang pasir, dan kita semua tinggal di kotanya”. Suatu hari ketika Rasulullah sedang ke pasar, dia melihat Zahir sedang berdiri melihat barang-barang dagangan. Tiba-tiba Rasulullah memeluk Zahir dari belakang dengan erat. Tentu saja Zahir marah dan kaget, “Heii……siapa ini?? lepaskan aku!!!”, Zahir memberontak dan menoleh ke belakang, ternyata yang memeluknya Rasulullah. Zahir-pun segera menyandarkan tubuhnya dan lebih mengeratkan pelukan Rasulullah. Rasulullah berkata: “Wahai umat manusia, siapa yang mau membeli budak ini??” Zahir segera protes “Ya Rasulullah, aku ini tidak bernilai di pandangan mereka” Rasulullah segera menyanggahnya, “Tapi di pandangan Allah, engkau sungguh bernilai Zahir. Mau dibeli Allah atau dibeli manusia?” Zahir pun makin mengeratkan tubuhnya dan merasa damai di pelukan Rasulullah.

***Dari Abu Hurairoh ra. Rasulullah saw. bersabda yang maknanya, “Seorang hamba tidak beriman secara sempurna hingga dia meninggalkan dusta meskipun hanya bergurau.” [H.R. Ahmad dan Ath-Thabarani)  

Senin, 07 Agustus 2017

RUMAH BERANG BERANG


Dua ekor berang-berang bermaksud membuat sarang di sebuah sungai pinggir hutan. Rungrung dan Rangrang punya pendapat yang berbeda, Rungrung yang pemalas mengusulkan membuat untuk membuat bendungan dan sarang alakadarnya saja yang penting bias ditinggali oleh mereka. Namun Rangrang punya pendapat lain, menurutnya mereka harus membuat bendungan yang dalam dan kokoh. Setelah adu argument akhirnya meski dengan setengah hati Rungrung pun menyetujui pendapat Rangrang. Selama bekerja ia melakukannya dengan malas-malasan dan banyak alasan untuk sering istirahat. Karena cape menasihati Rangrang pun membiarkannya.
Sarang yang kokoh pun selesai degan bendungan yang dalam, mereka menempatinya dengan gembira. Beberapa minggu kemudian dating musim dingin. Air bendungan menjadi beku, mereka terperangkap di dalam sarang sementara makanan sudah habis. Rungrung menjadi sangat panik sementara Rangrang tenang-tenang saja. Ia berusaha memecahkan es pada permukaan bendungan dan berhasil hingga mereka bias berenang dan keluar sarang. Rangrang menjelaskan, itulah gunanya membuat bendungan yang sangat dalam, yakni supaya saat musim dingin hanya air bagian atas saja yang membeku sehingga mereka bias memecahkan esnya karena bagian bawahnya tetap cair. Rungrung baru mengerti dan ia meminta maaf akan kemalasannya selama ini.
                        ***Di antara kebahagiaan seorang muslim ialah mempunyai tetangga yang shaleh, rumah yang luas dan kendaraan yang meriangkan. (HR. Ahmad dan Al Hakim)

                        ***firman Allah Swt, berikut: “Dan berdoalah, Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkahi, dan engkau adalah sebaik-baiknya yang memberi tempat.” (Q.S. Al-Mu’minun 23:29).

KURMA BERBUAH SETAHUN DUA KALI


Suatu hari raja Persia melewati seorang kakek tua renta yang sedang menanam pohon kurma, padahal umurnya telah mencapai delapan puluh tahun. Sang raja bertanya dengan heran.
"Apakah engkau ingin makan dari buah kurma ini, sedangkan kurma itu tidak berbuah kecuali setelah beberapa tahun?"
Si kakek menjawab, "Wahai raja yang berbahagia, leluhur kami menanamnya dan kami yang memakannya, apakah kami tak boleh menanamnya untuk dimakan keturunan kami?"
Sang raja berkata, "Engkau benar!"
Raja pun memberikan kepada orang tua itu uang dinar.
Orang tua itu mengambilnya sambil berkata, "Wahai raja yang mulia, alangkah cepatnya pohon kurma ini berbuah!"
Sang raja merasa takjub dengan jawaban orang tua itu, ia berkata, "wow!" dan memberikan sekeping dinar lagi.
Si kakek mengambilnya sambil berkata, "Wahai raja yang agung, lebih menakjubkan dari apapun, bahwa pohon kurma ini berbuah setahun dua kali."
Maka sang raja bertambah takjub dan memberikannya satu dinar lagi.
            Selanjutnya mereka melanjutkan percakapan, dan raja itu mulai bertanya kepada kakek itu mengenai teknik penanaman, seolah-olah ia memeliharanya dari kecil, senantiasa memeliharanya hingga terbenam matahari, maka raja bangkit berpaling dan berdo`a untuk orang tua itu supaya dipanjangkan usianya dan mereka kembali bertemu.

***Rasulullah saw. bersabda, “orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada orang mukmin yang lemah. Masing-masing ada kebaikannya. Bersemangatlah untuk mengerjakan sesuatu yang bermanfaat bagi dirimu, serta mohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah lemah! (al hadits).”
 ***Tidak ada yang lebih baik bagi seseorang yang makan sesuatu makanan, selain makanan dari hasil usahanya. Dan sesungguhnya Nabiyullah Daud as, selalu makan dan hasil usahanya”. (HR. Bukhari)

            ***Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda : “Jika seorang manusia mati, terputus darinya ‘amalnya kecuali dari 3 (perkara) : Shodaqoh jariyah, atau ‘ilmu yang bermanfa’at, atau anak sholeh yang berdo’a baginya”. (HR. Muslim)

KEMBALIKAN ANAKKU, WAHAI BAPAK SINGA


Ada sebuah berita yang sangat mengejutkan, bahwa seekor singa lari dari kandangnya pada sebuah kota di Itali. Pada saat itu orang-orang tengah merayakan pesta mereka. Seketika orang-orang terkejut dan ketakutan memenuhi hati mereka. Semua lari lintang pukang mencari perlindungan.
Di antara mereka terdapat seorang bayi yang jatuh dari pangkuan ibunya. Singa itu mengambil sang bayi dengan giginya dan bermaksud menerkamnya. Sang ibu berteriak dan lari ke depan binatang buas itu sambil merentangkan tangannya. Air mata mengalir di pipinya.
Berulang kali dengan suara yang tinggi ia berkata, "Kembalikan anakku padaku, wahai bapaknya singa!"
Sang singa melihat pada perempuan yang berduka itu dengan pandangan kaget yang menyentuh hati, seolah-olah dia mengetahui bahwa wanita inilah ibu bayi itu yang menyusui dengan kasih sayangnya. Maka sang singa mendekatinya dan menyimpan bayi itu di antara lengannya dengan selamat tanpa melukainya. Kemudian sang singa pun pergi meninggalkan sang ibu yang berbahagia.

***Maka camkanlah, wahai anak, dalam cerita ini engkau melihat ibu anak ini telah mencurahkan hidupnya untuk menjaga hidup anaknya. Maka demikian pula ibumu ia bahagia akan memikul pahala yang besar seperti mendapatkan kesenangan bagimu dan menjagamu dari bahaya. Maka terimalah ia dengan penuh syukur dan hormat dan turuti perintahnya dengan mendengarkan dan meniru balasan baginya atas apa yang telah dilakukannya untukmu pada masa yang lalu. Maka tiada balasan kebaikan kecuali kebaikan.

                        *** Allah swt. Berfirman: "Dan Tuhanmu telah menentukan supaya engkau semua jangan menyembah melainkan Dia dan supaya engkau semua berbuat baik kepada kedua orangtua. Dan kalau salah seorang diantara keduanya atau keduanya ada di sisimu sampai usia tua, maka janganlah engkau berkata kepada keduanya dengan ucapan "cis", dan jangan pula engkau menggertak keduanya, tetapi ucapkanlah kepada keduanya itu ucapan yang mulia -penuh kehormatan-. Dan turunkanlah sayap kerendahan -maksudnya rendahkanlah dirimu- terhadap kedua orangtuamu itu dengan kasih sayang dan katakanlah: "Ya Tuhanku, kasihanilah kedua orang tuaku itu sebagaimana keduanya mengasihi aku dikala aku masih kecil." (al-Isra': 23-24)

***Dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata, “Aku bertanya kepada Nabi, “Amalan apakah yang paling dicintai oleh Allah?” Beliau menjawab, “Shalat pada waktunya.” Aku berkata, “Kemudian apa?” Nabi  menjawab, “Berbakti kepada orangtua.” Aku berkata, “Kemudian apa?” Beliau  menjawab, “Kemudian jihad di jalan Allah.” (HR. Al-Bukhari & Muslim)


Me Time dengan Bonus Glazed Skin

  Pernah tidak Emak merasa sangat lelah lahir batin? Melihat segala pekerjaan rumah seperti Melihat gunungan beban. Lalu melihat anak-an...